KISAH ABU THALHAH YANG GEMAR BERSEDEKAH

oleh | Jan 15, 2024 | Wakaf

Sahabat, pernahkah mendengar nama Abu Thalhah? Abu Thalhah
atau yang memiliki nama asli Zaid bin Sahl bin al-Aswad bin Haram bin Amr bin
Malik bin an-Najjar al-Anshari al-Khazraji ini merupakan sahabat sekaligus
pengawal Nabi Muhammad saw.

Abu Thalhah lahir di Madinah pada tahun 585 M dan wafat di
tahun 654 M. Ia pun dikenal sebagai veteran Perang Badar dan mengikuti Baiat
Aqabah kedua kepada Rasulullah sebelum Nabi hijrah.

Selama hidup Abu Thalhah, ia dikenang sebagai sosok yang
bergelimang harta tetapi sangat dermawan. Ia juga dikenang sebagai sahabat Nabi
yang rajin sekali berpuasa sepanjang hidupnya. Kisah hidup Abu Thalhah bahkan
sangat menginspirasi. Misalnya, tentang kisah sedekah kebun kurma yang begitu
disayangi oleh Abu Thalhah.

Bagaimana kisahnya? Mari kita simak bersama-sama! Semoga
bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita untuk mencontoh teladan Abu
Thalhah dan tidak segan bersedekah.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Bersedekah dengan Harta yang Haram?

Kebun Kurma Bairuha
Tersayang

Sahabat, Abu Thalhah adalah orang yang sangat kaya di
Madinah. Hartanya banyak, kebun kurmanya juga banyak. Dan, salah satu harta
yang paling disayangi oleh Abu Thalhah adalah kebun kurma bernama Bairuha yang
lokasinya tidak jauh dari Masjid Nabawi.

Ada kisah menarik tentang kebun kurma Bairuha ini. Begini
kisahnya …

Anas bin Malik r.a. pernah berkata, “Abu Thalhah r.a. adalah orang Anshar yang memiliki banyak harta di Kota
Madinah berupa kebun kurma. Ada kebun kurma yang paling ia cintai yang bernama
Bairuha. Kebun tersebut berada di depan masjid. Rasulullah saw. pernah
memasukinya dan minum dari air yang begitu enak di dalamnya.”

Anas lalu berkata, “Ketika
turun ayat, ‘Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai (Q.S. Ali Imran: 92).’”

Lalu Abu Thalhah berdiri menghadap Rasulullah saw., ia
menyatakan, “Wahai, Rasulullah, Allah Swt.
berfirman, ‘Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai (Q.S. Ali Imran: 92). Sungguh
harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairuha. Sungguh aku wakafkan kebun
tersebut karena mengharap pahala dari Allah dan mengharap simpanan di akhirat.
Aturlah tanah ini sebagaimana Allah SWT. telah memberi petunjuk kepadamu.’”

Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Bakh! Itulah harta yang benar-benar beruntung. Itulah harta yang
benar-benar beruntung. Aku memang telah mendengar perkataanmu ini. Aku
berpendapat, hendaknya engkau sedekahkan tanahmu ini untuk kerabat. Lalu Abu
Thalhah membaginya untuk kerabatnya dan anak pamannya.” (H.R. Bukhari dan
Muslim).
Bakh bermakna untuk
menyatakan besarnya suatu perkara.

Baca Juga: Ini Dia Keajaiban Sedekah Subuh

Hikmah yang Bisa Dipetik

Sahabat, banyak orang di luar sana yang rela menimbun
hartanya untuk seorang diri dan enggan disedekahkan. Contohnya adalah kisah
Qarun yang sangat pelit. ketika Allah Swt. anugerahkan harta yang berlimpah
ruah kepadanya, Qarun akhirnya menjadi sangat bakhil. Lalu, Allah Swt. pun menimpakan azab yang begitu pedih
kepada Qarun.

Ya, memang bersedekah dengan harta yang sangat kita cintai
itu teramat sulit dan berat. Manusia memang cenderung lebih mencintai
harta-harta duniawi dan menimbunnya untuk kesenangan pribadi. Bahkan, Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Dan kamu mencintai
harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (Q.S. Al-Fajr: 20).

“Dan sesungguhnya dia
sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Q.S. Al-‘Adiyat: 8).

Oleh karena itu, jika ada orang yang rela menyedekahkan
harta yang dicintainya untuk keperluan banyak orang, maka ia sangat hebat. Ya,
apa yang dilakukan Abu Thalhah memanglah sungguh luar biasa. Sikapnya yang
tidak takut bersedekah itulah yang perlu kita contoh dan teladani.

Baca Juga: Sedekah di Masa Sulit

Jangan Takut Miskin
Karen sedekah

Apa yang membuat seorang Abu Thalhah begitu berani menyedekahkan
kebun kurma tersayangnya kepada Rasulullah saw.? Selain karena memang
keimanannya yang begitu besar kepada Allah Swt., Abu Thalhah pun tidak takut
miskin dan tidak takut rugi. Ia sangat yakin dengan balasan yang jauh lebih
besar dan menggiurkan di akhirat nanti yang akan Allah Swt. berikan.

Ingatlah Sahabat, bahwa janji Allah Swt. itu pasti. Allah
Swt. pun tidak akan ingkar terhadap semua janji-janji-Nya. Allah Swt. berjanji
kepada orang-orang yang menyedekahkan hartanya di jalan Allah Swt. dengan janji
yang seperti ini:

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya
Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)’. Dan barang
apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi
rezeki yang sebaik-baiknya.” (Q.S. Saba: 39).

Sahabat, mari kita contoh apa yang dilakukan oleh Abu
Thalhah dengan berwakaf. Semoga wakaf yang kita lakukan di dunia ini bisa menjadi
amal jariyah kita di akhirat nanti. Sahabat bisa berwakaf melalui Rumah Zakat
secara online dan mudah dengan
mengikuti tautan berikut ini.

 

 

 

 

 

 

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0