DEPOK. Keberadaan tuna netra kadang dipandang sebelah mata. Namun, itu tak lantas membuat kiprah Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia (ITMI), menjadi kendur. Dengan keterbatasan yang dimiliki, ITMI memberi kontribusi tidak sedikit bagi dakwah Islam. Kaum tuna netra Muslim sangat membutuhkan mushaf Al Quran yang menggunakan huruf Braille.
Penyandang tuna netra sering dianggap sebagai masyarakat kelas dua. Pandangan itu keliru. Padahal kiprah mereka turut membangun negeri ini. Termasuk di antara mereka kaum tuna netra Muslim. Peran mereka ternyata tak sedikit dalam dunia dakwah.
Depok cukup memiliki banyak tuna netra di wilayahnya, dan masih banyak diantara mereka belum mampu menguasai baca tulis Al Quran dengan menggunakan huruf Braille. Oleh karena itu diadakanlah pelatihan untuk para calon Instruktur (tidak buta) untuk mengajarkan para tuna netra di wilayahnya masing-masing.
Kini beberapa calon instruktur (tidak buta) secara sukarela telah mendaftarkan diri, terkumpul 10 orang dari kecamatan Sukmajaya, Pancoran Mas dan Beji mengikuti
pelatihan baca dan tulis Al Quran dngn huruf Braille. yang menarik disini adalah, kedua pembicaranya adalah tuna netra, yang pertama adalah Asep Widi Jaya (ketua DPD ITMI Depok) dan Ridwan yang dengan keterbatasannya mampu mengambil S3 Sastra Arab di UIN.
Pelatihan saat ini sudah sampai pada tahap ke-2, mudah-mudahan dari tempat ini mampu menghasilkan instruktur-instruktur baru untuk mengajarkan Al Quran kepada para tuna netra, sehingga akan semakin banyak lantunan Ayat-Ayat Al Quran terdengar di Depok dan Rumah Zakat, pun siap berpartisipasi dan memfasilitasi setiap kegiatan tersebut.***
Newsroom/Yan Ade Tirta
Depok