[:ID]PONOROGO. Namanya Katini (55thn), Sapaan Akrabnya Kikek, seorang nenek yang Belum pernah menikah ini sejak umur 13 tahun hidup menumpang di rumah kakak perempuannya di Desa Morosari, Sukorejo, Ponorogo.
Mengalami kejang ketika berusia 7 bulan membuatnya mengalami kelumpuhan tubuh bagian kanan. Tidak mau menjadi beban bagi kakaknya, sehari-hari Kikek mencari uang dengan menjual daun jati kepada para pengrajin tempe di Morosari, Sukorejo, Ponorogo.
Di waktu yang lain, ia diijinkan mengambil secara gratis sekam padi di penggilingan padi Morosari untuk kemudian dijual per karung Rp 3.000. Jika pembeli berbaik hati, kadang – kadang Kikek diberi 5.000 rupiah atas jasanya menggendong sekarung sekam tersebut ke rumah pelanggannya.
“Sering melewati rumah saya, Kikek kadang – kadang menawarkan jasa mencabut rumput atau menyirami bunga di halaman rumah saya. Kikek juga sering bertanya soal agama dan hal – hal ringan dalam kehidupan perempuan.” Ujar Amah Hida, Fasilitator Rumah Zakat
Saat diberi 2 kaleng kornet Superqurban oleh Hida, Kikek tampak antusias dan bertanya tentang cara memasaknya. “Saya tidak pernah masuk hitungan kalau ada pembagian daging qurban, karena saya kan hanya numpang di rumah kakak saya, Ini pertama kalinya saya menerima daging qurban, meskipun bentuknya beda, saya belum pernah tahu. Terima kasih, Rumah Zakat” ujar Kikek dengan mata berkaca – kaca.
Newsroom / Lailatul Istikhomah
Ponorogo[:en]PONOROGO. Her name is Katini (55 Yrs), Kikek she familiarly called, a grandmother who has never been married since the age of 13 years living with he sister’s house in Morosari Village, Sukorejo, Ponorogo.
Having a seizure when she was 7 months old makes her right body paralyzed. Do not want to be a burden to her sister, everyday Kikek make money by selling teak leaves then she sell it to the tempe craftsmen in Morosari, Sukorejo, Ponorogo.
At other times, she is allowed to take free rice husk at Morosari rice mill to be sold per sack of Rp 3,000. If buyers are kind, sometimes Kikek given 5000 rupiah for her services carrying a sack of husk to her customer’s home.
“Often passing my house, Kikek sometimes offers services pulling out grass or watering the flowers in my yard. Kikek, often asks me about religion and light things in women life.”Said Amah Hida, Facilitator of Rumah Zakat
When given 2 cans of Superqurban corned beef by Hida, Kikek looks enthusiastic and ask about how to cook it. “I never counted if there is a distribution of qurban meat, because I stay in my sister’s house, This is the first time I receive qurban meat, though the shape is different, I never knew. Thank you, Rumah Zakat “, said Kikek with tears in her eyes.
Newsroom / Lailatul Istikhomah
Ponorogo[:]