KEUTAMAAN MENCARI NAFKAH

oleh | May 4, 2023 | Inspirasi

Nafkah berasal dari Bahasa Arab ‘nafaqa’ yang mirip dengan
kata infak. Sehingga nafkah merupakan harta yang dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan
hidup diri sendiri dan keluarganya. Ayah atau suami biasanya dikenal sebagai
pencari nafkah. Ia akan berusaha semaksimal mungkin agar bisa memberikan nafkah
terbaik sehingga mampu memberikan kebahagiaan bagi istri serta anak-anaknya. Nafkah
pun tidak hanya menjadi tanggung jawab para ayah atau suami. Namun, kewajiban juga
bagi seorang istri atau ibu. Khususnya dalam hal menyusui bayinya.

Perintah Mencari
Nafkah

Perintah memberikan nafkah kepada keluarga ada dalam Q.S.
Al-Baqarah ayat 233 berikut:

“Ibu-ibu
hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka
dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani, kecuali sesuai dengan
kemampuannya. Janganlah seorang ibu dibuat menderita karena anaknya dan jangan
pula ayahnya dibuat menderita karena anaknya. Ahli warispun seperti itu.” 
(Q.S. Al-Baqarah: 233)

Baca Juga: Zakat Mewujudkan Keadilan Ekonomi

Di dalam ayat
yang lain, Allah Swt juga membahas seputar nafkah. Berikut ayatnya:

“Hendaklah
orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang
yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan
Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai)
dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan setelah kesempitan.” 
(Q.S. At-Talaq: 7)

Keistimewaan Mencari Nafkah

Sementara dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disampaikan bahwa sebaik-baiknya
harta yang diinfakkan (dinafkahkan) yaitu harta untuk keluarganya. Bahkan,
pahalanya lebih besar.

Abu Hurairah
meriwayatkan, Rasulullah Saw bersabda: 
“Dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dan dinar yang kamu infakkan
untuk memerdekakan budak, dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin,
dan dinar yang yang kamu infakkan untuk keluargamu, yang paling besar pahalanya
adalah dinar yang kamu infakkan kepada keluargamu”
. (Shahih Muslim, Kitab al-Zakat Bab Fadl
al-Nafaqah ‘ala al-‘Iyal, no. 995).

Ancaman Bagi Mereka yang Lalai Mencari
Nafkah

Adapun bagi
kepala keluarga yang tidak menafkahi keluarganya dan membiarkan mereka
terlantar, maka Allah Swt akan menimpakan dosa kepadanya.

Khaitsamah meriwayatkan, Ketika kami
sedang duduk Bersama Abdullah bin Amru, datang kepadanya seorang wakilnya. Ia
pun lalu masuk dan berkata, “Apakah kamu sudah memberi makan budak kalian?”
Orang yang ditanyai menjawab, “Belum.” Abdullah bin Amru lalu berkata
kepadanya, “Kembalilah dan beri mereka makanan!” Rasulullah Saw telah bersabda,
“Cukuplah seseorang berdosa jika seseorang menahan makanan (tidak memberi
makanan) kepada orang yang menjadi tanggungannya”.

Baca Juga: 5 Keutamaan Berkurban

Dari ayat-ayat
Al-Qur’an dan hadits di atas dapat disimpulkan bahwa mencari nafkah untuk
keluarga hukumnya wajib. Allah Swt telah menjamin pahala yang besar bagi mereka
yang berlelah-lelah mencari nafkah untuk menghidupi kehidupan keluarganya. Tentunya,
nafkah yang diikhtiarkan harus melalui cara yang halal serta hasilnya juga
halal agar berkah yang didapat.

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0