KEUTAMAAN BAGI AL-HAFIDZ

oleh | Jul 22, 2010 | Inspirasi

Oleh Roni Firmansyah
Rumah Zakat- Bandung

 

Menghafal al-Qur’an adalah hal yang sangat agung dan mulia. Hampir setiap muslim baik yang muda, tua ataupun anak kecil ingin menjadi seorang penghafal al-Qur’an. Seorang hafidz (orang yang hafal al-Qur’an) akan mendapatkan keutamaan yang sangat banyak, baik di dunia maupun di akhirat, yaitu:

 

Memiliki Kedudukan Mulia di Surga
Ketika seorang muslim masuk surga, maka seorang hafidz memiliki kemuliaan yang berbeda dibanding yang lain. Ia lebih tinggi derajatnya di akhirat kelak, sebagaimana dia telah diangkat derajatnya di dunia. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Amru ra: Dikatakan kepada Ahli Qur’an, Bacalah dan naiklah dan tartilkanlah bacaanmu sebagaimana engkau dahulu membacanya secara tartil di dunia, karena sesungguhnya tempatmu terletak pada akhir ayat yang engkau baca. Dalam hadits ini terkandung suatu keutamaan yang sangat nyata bagi orang yang hafal al-Qur’an, dengan syarat ia menghafalnya dengan mengharap keridhaan dari Allah SWT, dan bukan untuk meraih keuntungan dunia, dirham dan dinar. Jika tidak, maka ia termasuk dalam kelompok manusia yang disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash ra:
“Kebanyakan orang munafik dari umatku adalah para penghafal al-Qur’an.”

 

Lebih Berhak  Menjadi Seseorang yang Mempunyai Kedudukan

Di antara orang-orang yang telah diangkat derajatnya oleh Allah karena al-Qur’an adalah Za’id bin Tsabit ra. Dia adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang diangkat menjadi sekretaris Rasulullah SAW. Begitu juga Mu’adz bin Jabal ra yang dipilih untuk menjadi delegasi Rasulullah SAW ke negeri Yaman untuk menyampaikan dakwah Islam. Ketika itu mereka termasuk sahabat yang hafal al-Qur’an. 


Berhak  Menjadi Seorang Imam
Bukan hal aneh dalam masyarakat kita jika seorang yang hafal al-Qur’an akan dipilih menjadi seorang imam masjid. Hal ini berlandaskan pada sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Mas’ud al-Anshari  ra, bahwasanya Nabi SAW pernah bersabda:

“Hendaknya yang menjadi imam bagi suatu kaum adalah orang yang paling memahami isi Kitab Allah.“

 

Didahulukan Pendapatnya Ketika Bermusyawarah
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu. Ia berkata yang artinya, “Dewan syuranya Umar ra dipenuhi oleh ahli al-Qur’an, baik yang tua maupun yang muda usianya”. Dari hadits di atas dapat diambil kesimpulan, apabila dalam sebuah organisasi ada orang yang hafal al-Qur’an, maka sudah sepantasnya bagi anggota yang lainnya untuk mendahulukan pendapatnya dari pada pendapat yang lainnya, meskipun tidak semua pendapat yang muncul darinya diterima secara mutlak.

 

Didahulukan Penguburannya
Seorang hafidz berhak untuk selalu didahulukan dalam kondisi apapun, bukan hanya dalam masalah syura, imam, bahkan hingga kematiannya. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah ra:

“Bahwasanya Nabi SAW pernah mengumpulkan dua orang laki-laki yang gugur di perang Uhud, kemudian Rasulullah bersabda: Manakah antara keduanya yang lebih banyak hafalan al-Qur’an? Ketika ditunjukkan kepada beliau salah seorang dari keduanya (yang hafalannya lebih banyak), maka beliau mendahulukan penguburannya. Beliau bersabda, Aku menjadi saksi bagi mereka pada hari Kiamat. Kemudian beliau menyuruh menguburkan mereka beserta darah mereka, tidak memandikan dan menshalatkan keduanya.”

 

Al-Hafidz Sebagai Wali Allah
Setiap muslim pasti menginginkan agar dirinya menjadi ahli (wali) Allah SWT. Salah satu caranya adalah menjadi seorang penghafal al-Qur’an. Allah SWT akan menyempurnakan derajat orang yang hafal al-Qur’an dengan menjadikannya sebagai ahli (wali)-Nya, itulah kemuliaan besar dan kedudukan tinggi yang akan didapatkan oleh seorang Hafidz. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah mempunyai banyak ahli (wali) dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah mereka itu?” Beliau menjawab, “Mereka adalah ahlul Qur`an, mereka adalah para ahli (wali) dan orang khusus bagi Allah.”

 

Al-Hafidz Termasuk Golongan Orang yang Diberi Ilmu

Allah SWT memuji para penghafal kitab-Nya, dimana ia menjadikan al-Qur’an sebagai ayat-ayat yang nyata dalam hati mereka. Hal ini merupakan kedudukan yang sangat agung bagi penghapal al-Qur’an.

“Sebenarnya, al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim.”

 

Jasadnya Tidak Tersentuh Api Neraka
Usaha terbesar yang dilakukan seorang muslim untuk membebaskan dirinya dari siksa api neraka dan memasukkan dirinya ke dalam surga adalah dengan menghafal al-Qur’an. Dimana Allah SWT telah memuliakan para penghafal al-Qur’an dengan menyelamatkan mereka dari siksa api neraka. Api neraka tidak akan menyentuh tubuh mereka yang suci, karena dalam dada mereka terdapat keagungan  dari kalamullah.