KEDIRI. Usaha Agus Yudha Yuwono berawal saat dia membuat berbagai macam keripik sebagai sajian lebaran. Namun kemudian ia bertekad untuk memproduksi lebih banyak serta menjadikannya sebagai sumber penghasilan keluarga. Agus begitu aktif mengikuti berbagai seminar pelatihan kewirausahaan sebagai bekal merintis bisnis keripiknya itu. Ia tak lelah mencoba agar mendapatkan rasa yang pas di lidah dan juga mengemasnya dengan kemasan yang lebih menarik.
Pada akhir tahun 2012 Agus bertemu dengan Micro Business Officer (MBO) RZ, Cecep Lubis. Hal itulah yang mengantarkan Agus menjadi binaan RZ dan mendapatkan pendampingan usaha melalui MBO. Setelah menjadi binaan RZ, Agus mendapat pendampingan secara rutin. Diikutkan seminar wirausaha maupun dibantu untuk membuat brand pada kemasan keripiknya. “Pak Agus ini termasuk binaan yang ulet, dia banyak membuat variasi pada produknya agar dapat dilirik oleh para konsumen,” ungkap Cecep selaku MBO RZ.
Produk yang diberi nama “Keripik Dimar” buatan Agus yang memiliki banyak varian seperti keripik singkong (rasa balado dan original), keripik ketela ungu, keripik sukun, keripik pisang dan keripik kerang laut. Kini telah tersebar di berbagai toko oleh-oleh di Kediri dan sekitarnya. Bahkan Agus juga pernah melayani pesanan dari Lampung dan Kalimantan. Ayah dari 5 orang anak tersebut kini memperoleh omzet sebesar Rp6.408.000 dengan THP Rp2.980.000 per bulan.
“Saya ingin menguasai produksi keripik di Jawa Timur” ujar Agus mengurai harapan tentang usahanya.***
Newsroom/Cecep Lubis
KediriKEDIRI, Agus Yudha Yuwono began to sell various types of chips for Eid Fitri. On the last day of 2012, Agus met Cecep Lubis, RZ’s Micro Business Officer, and he decided to join RZ entrepreneurship training and counseling.
After joining RZ’s entrepreneur member, Agus attends entrepreneurship seminar routinely. He was also helped to create product brand and product package. “Agus is one of ductile member; he has many innovations for his products to attract consumers,” Cecep said.
His products named “Keripik Dimar”. He has produced many types of chips such as cassava chip, banana chip, potato chip, etc. Now he can obtain 2,9 million per month as net profit.
“I expect that I can dominate chips production in East Java,” Agus said.
Newsroom/Cecep Lubis
Kediri
