KENAPA HARUS KURBAN KE PELOSOK?

oleh | May 15, 2023 | Inspirasi

Secara istilah, kurban berarti kegiatan menyembelih hewan
kurban (unta, sapi, kerbau, kambing, atau domba) di momen Idul Adha sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah Swt. Selain tujuan membangun hubungan baik dengan
Allah (habluminallah), berkurban pun
sebagai sarana membangun hubungan baik antar sesama manusia (habluminannas).

Ibadah kurban yang dilaksanakan tiap setahun sekali pada
tanggal 10, 11, 12, atau 13 Dzulhijjah ini pun bisa jadi sarana untuk mendidik
jiwa agar memiliki kepedulian sosial. Selain itu, juga bisa jadi sarana untuk mengikis
sifat pelit dan individualis.

Mereka yang berkurban akan mendapatkan keutamaan yang tak
sedikit. Pasalnya, ibadah kurban adalah ibadah yang paling disukai Allah Swt.
saat Idul Adha. Selain itu, hewan-hewan kurban yang telah disembelih akan
datang di hari kiamat sebagai pemberat amal.

Dari ‘Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
“Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul
Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu
akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan
kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke
tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (Hadits Hasan,
riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Baca Juga: Bolehkah Daging Kurban Diolah Jadi Daging Kalengan?

Menurut Ust. Saefudin Abdul Fattah dalam tayangannya yang
berjudul “Kenapa Harus Qurban ke Pelosok?” di kanal Youtube Rumah Zakat, ia
menerangkan bahwa secara umum di ayat suci Al-Qur’an, memberi itu memang harus
mendahulukan orang-orang terdekat terlebih dahulu.  “Entah apapun jenis atau bentuk pemberian itu,”
terang Ust. Saefudin,

Ust. Saefudin pun menjelaskan, apabila dalam kondisi tertentu
misalnya ada masyarakat di luar yang jauh lebih membutuhkan dan lokasinya jauh,
maka diperbolehkan untuk memberikan daging kurban ke daerah luar tersebut.

“Maka tentu ‘maqa shidu syariah dari pada tujuan kurban
adalah dimensi habluminannas (dimensi
sosial) supaya lebih dirasakan oleh umat yang lebih luas,” jelas Ust. Saefudin.

Ia pun menjelaskan bahwa penyaluran daging kurban pun
diprioritaskan kepada tempat-tempat yang jarang makan daging dan tempat-tempat
yang jarang ada penyembelihan hewan kurban.

Baca Juga: Kurban untuk Orang yang Meninggal

“Maka di kota-kota sudah selayaknya berpikir bagaimana
jangan sampai hewan kurban menumpuk di suatu tempat, di suatu kompleks, di
suatu daerah, maka distribusikan merata kepada saudara-saudara kita di pelosok,”
sambung Ust. Saefudin.

Desaku Berqurban di
Rumah Zakat

Penyembelihan hewan kurban di kota sudah biasa. Bahkan,
dalam satu perumahan pun bisa banyak muslim yang berkurban. Hal tersebut bukan
suatu masalah. Malah suatu hal yang bagus dan patut diapresiasi karena banyak
muslim yang memahami keutamaan berkurban.

Namun, karena banyaknya yang berkurban di kota, sering kali
daging kurban pun menumpuk di suatu daerah dan sangat mungkin satu keluarga
bisa mendapat banyak daging. Sementara di daerah lain (khususnya di daerah
pelosok), ada banyak keluarga muslim yang sama sekali tidak mendapatkan daging
kurban karena jarangnya yang berkurban di daerah sana. Padahal, taraf
kesejahteraan masyarakat terpelosok tersebut dikatakan berada di garis
kemiskinan.

Desaku Berqurban
adalah program ibadah kurban yang daging mentahnya disalurkan ke desa-desa dari
Aceh hingga Papua yang minim penyembelihan hewan kurban. Hewan kurban pun
berasal dari peternak desa lokal sebagai bagian implementasi pemberdayaan warga
desa. Tentunya, tahun ini Desaku
Berqurban
bisa menjadi pilihan kurban Anda.

Info lengkap Desaku
Berqurban
bisa klik di sini.

 

 

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0