[:ID]SLEMAN. Tanaman yang ada di sekitar pekarangan rumah, ternyata dapat diolah dan dikemas menjadi produk makanan dan minuman yang bernilai ekonomis. Seperti yang dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Jelita, Desa Jogotirto Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. Sayuran kangkung yang dihasilkan kebun gizi sangat melimpah, sehingga mereka mengolahnya menjadi makanan yang menarik.
Sebagai sayuran hijau, kangkung termasuk makanan sehat yang tinggi serat. Sayangnya, banyak mitos yang membuat orang takut makan kangkung, salah satunya kangkung yang menimbulkan rasa kantuk.
Namun, ditangan ibu-ibu kreatif yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Jelita ini, sayuran kangkung tersebut bisa diolah menjadi kerupuk, keripik daun, semprong, teh herbal akar kangkung, pangsit, hingga sirup.
Kelompok Wanita Tani Jelita adalah salah satu kelompok masyarakat binaan Rumah Zakat, yang pada saat ini sedang mengajukan registrasi KWT di Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman. Keberadaan KWT ini bergerak dibidang usaha optimalisasi lahan pekarangan yang kini mulai menggeliat dangan memproduksi home industry.
Berkat inisiatif dari ketua KWT Jelita, mereka berhasil mendatangkan pelatih untuk mengolah sayuran tersebut. “Berbekal kerukunan, serta keinginan kuat untuk selalu menerima ilmu baru, alhamdulillah kami semangat untuk kegiatan seperti ini,” ujar Tutik, selaku ketua KWT Jelita.
Bertempat di rumah wakil ketua KWT, pelatihan ini berlangsung dari pagi pukul 07.00 WIB hingga siang karena ada sekitar 5 jenis olahan yang dipraktekkan. Pelatih dari kegiatan ini adalah Ratna yang berpengalaman melatih berbagai kelompok masyarakat yang ingin mengoptimalkan dengan membuat olahan makanan dari sayuran.
Selama ini, Ratna memilih mengolah sayuran menjadi makanan camilan, sebab jika dijual dalam bentuk sayuran cepat membusuk dan harganya masih rendah. “Kalau belum diolah, sayurannya cepat membusuk, tapi jika diolah kembali menjadi olahan makanan, tentunya lebih untung, karena bisa meningkatkan nilai jualnya, ” ujar Ratna.
“Kemarin sudah ada jamu jelita, sekarang olahan kangkung. Insya Allah kedua produk itu akan kami ikutkan diajang pameran di kecamatan pada tanggal 3-4 Agustus mendatang. Semoga kita bisa konsisten berproduksi terus demi keberlangsungan KWT, “kata Tutik sembari tersenyum usai pelatihan.
Newsroom/Dian Ekawati
Sleman [:]