Oleh Gugum Gumantika
Rumah Zakat-Bandung
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Bulan Syaban itu bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Bulan Syaban adalah bulan diangkatnya amal-amal oleh Allah SWT. Dalam hadits lain disebutkan, Aku menginginkan saat diangkat amalku aku dalam keadaan sedang berpuasa, (HR. Nasai dari Usamah). Selain itu, Imam Bukhari dan Muslim pun meriwayatkan tentang pengakuan Aisyah. Dalam periwayatan ini disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW paling banyak berpusa pada bulan Syaban, dan juga pada malam Nisfu Syaban.
Allah SWT akan menurunkan berbagai kebaikan kepada hambanya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-Kebaikan itu berupa syafaat (pertolongan), magfirah (ampunan) dan itqun min azab (pembebasan dari siksaan). Oleh karena itu, malam Nisfu Syaban diberi nama yang berbeda sesuai dengan nilai kebaikan di dalamnya. Imam Al – Gazali mengistilahkan malam Nisfu Syaban sebagai malam syafaat, karena menurutnya pada malam ke-13 dari bulan Syaban Allah SWT memberikan tiga syafa’at kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafa’at itu Allah berikan secara penuh.
Meski demikian, ada beberapa orang yang tidak diberi syafa’at, antara lain ialah orang-orang yang berpaling dari agama Allah SWT dan orang-orang yang selalu berbuat keburukan. Nisfu Syaban dinamakan pula sebagai malam pengampunan atau malam magfirah, karena pada malam itu malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hambanya yang saleh, dan pengampunan itu tidak diperuntukkan bagi orang-orang musyrik. Nabi bersabda: Tatkala datang malam Nisfu Syaban Allah memberikan ampunan-Nya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dari-Nya, (HR. Ahmad).
Ibnu Ishak meriwayatkan dari Annas bin Malik bahwa Rasulullah pernah memanggil Aisyah, lalu memberitahukan tentang Nisfu Syaban. Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat malam ini? Malam ini adalah malam dimana Allah yang Maha Agung memberikan pembebasan dari api Neraka bagi semua hambanya, kecuali enam kelompok manusia. Kelompok yang dimaksud Rasulullah yaitu:
Para Peminum Minuman Keras (Hamr)
Yang dimaksud dengan Hamr adalah jenis minuman yang memabukkan, baik jenis minuman yang dibuat secara tradisional maupun jenis minuman yang dibuat secara modern. Para peminum Hamr ini tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi justru diancam dengan siksaan api neraka.
Orang-Orang yang Mencerca Orang Tuanya
Yang termasuk kategori mencerca orang tua ialah berbuat jahat terhadap ibu dan bapak. Menurut ajaran agama, dengan kita mengatakan Ah saja kepada mereka, itu sudah termasuk perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT menyeru kepada umatnya agar selalu beribadah kepada-Nya dan berbuat baik kepada orang tua. Dalam surat Al – Isra 17:23 disebutkan bahwa berbuat baik terhadap orang tua yaitu dengan bertutur kata mulia, merendahkan diri dengan penuh kasih sayang dan selalu mendoakan keduanya.
Orang-Orang yang Membangun Tempat Zina
Tempat zina yang dimaksud adalah tempat pelacuran, atau lebih populernya tempat PSK (Pekerja Seks Komersial). Kelompok orang seperti ini, pada malam Nisfu Syaban tidak akan mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi mereka akan dihadapkan dengan siksaan serta api neraka.
Para Pedagang yang Semena-mena Menaikkan Harga Dagangannya
Jika seorang pedagang menaikkan harga dagangannya secara dzalim, maka dia termasuk golongan yang tidak mendapat pembebasan neraka. Misalnya, penjual bahan bakar minyak tanah. Harga dagangan jenis ini sudah ada harga standarnya, tetapi jika penjualnya menaikkan harga secara dzalim, maka penjual yang demikian itulah yang akan dihadapkan dengan siksa neraka.
Petugas Cukai yang Tidak Jujur
Yang termasuk kategori ini yaitu para kolektor pajak atau orang-orang yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar yang menerima uang atau cukai dari penjual tanpa menyerahkan bukti pembayaran (karcis). Hal semacam adalah bukti ketidak-jujuran yang harus dihindari.
KelompokTukang Fitnah
Kelompok ini yaitu orang-orang suka menyebarkan isu dan pencitraan buruk orang lain yang sesungguhnya tidak benar, dan mereka tidak akan dibebaskan dari siksaan api neraka. Maka gunakanlah bulan Syaban untuk mempersiapkan diri dalam memasuki bulan Ramadhan, meliputi persiapan mental dan persiapan fisik.