[:ID]BANDUNG. Kamis (7/9) Smp Juara Bandung ikut berperan dalam kegiatan ” Kampanye Belajar Di Luar Kelas” yang diselenggarakan secara serentak di seluruh dunia. Kegiatan ini berkaitan pula dengan penyelenggaraan Sekolah Ramah Anak di Indonesia, khususnya di Kota Bandung. Program ini didukung penuh oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pemprov Jabar, dan Disdik Kota Bandung.
Juara Bandung, kegiatan belajar di luar kelas dilaksanakan dengan mendukung program Bandung Masagi, melalui pelestarian budaya Sunda. Seluruh siswa bermain permainan ( kaulinan) dari Sunda atau Jawa Barat. Seperti momonyetan, loncat karet, egrang, cingciripit, perepet jengkol dan permainan lainnya.
Diharapkan selain mengenal dan melestarikan budaya Sunda, siswa juga akan bergerak aktif, terdorong untuk bereksplorasi dan menemukan mata air kecemerlangan dari sosok panutan yang ada di sekitarnya.
Kegiatan dibuka dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Selanjutnya Tito Suhendar Kepala Sekolah Smp Juara Bandung mengingatkan kepada seluruh siswa agar memaknai kegiatan kali ini dengan tetap menjaga etika, baik kepada sesama siswa, guru, alam sekitar dan kepada siapa saja. Seluruh siswa kemudian mengumandangkan secara bersama tagline kegiatan ini, yaitu ” Saya Anak Indonesia, Saya Gembira Sayang Semua”.
Setelah itu, siswa Smp Juara Bandung mulai bermain, sesuai dengan kelompok yang terdiri dari campuran tiap kelas. Permainan ini dibagi ke dalam beberapa pos dengan tiap posnya dijaga oleh panitia dari OSIS dan Lingkung Seni Budaya (Lisbud) Smp Juara Bandung. Sebagai kegiatan puncak adalah permainan momonyetan, yang dimenangkan oleh kelas 8 AK dan mendapatkan hadiah dari sekolah yang diserahkan oleh Nunung Nurrohmah Wakasek Kurikulum sekaligus juga menutup dan memberikan kesimpulan kegiatan.
Newsroom/Arif
Bandung
[:en]BANDUNG. Thursday (7/9) SMP Juara Bandung took part in the activities of “Campaign Learning Outside Class” held simultaneously around the world. This activity is also related to the implementation of Child-Friendly Schools in Indonesia, especially in Bandung. This program is fully supported by the Ministry of Women Empowerment and Child Protection, West Java Provincial Government, and Disdik Kota Bandung.
To level SMP Juara Bandung, learning activities outside the classroom is implemented by supporting the Bandung Masagi program, through the preservation of Sundanese culture. All students play the game (kaulinan) from Sunda or West Java. Like momonyetan, rubber jumps, stilts, cingciripit, jengkol perepet and other games.
It is expected that in addition to recognizing and preserving Sundanese culture, students will also move actively, encouraged to explore and find springs of brilliance of the role models around him.
The event was opened by singing the Indonesian National Anthem. Furthermore, Tito Suhendar Principal of SMP Champion Bandung reminded all students to interpret the activities of this time while maintaining ethics, both to fellow students, teachers, nature around and to anyone. All students then echoed together the tagline of this activity, which is “I’m Anak Indonesia, I am happy dear All”.
After that, the students of SMP Juara Bandung begin to play, according to the group consisting of a mixture of each class. The game is divided into several posts with each post guarded by the committee of the OSIS and the Culture Arts Circle (Lisbud) SMP Juara Bandung. As the peak activity is the game of momonyetan, which was won by the 8th grade and received prizes from the school submitted by Nunung Nurrohmah Wakasek Curriculum while also closing and giving conclusion of the activity.
Newsroom / Arif
Bandung[:]