[:ID]WONOGIRI. Senin (12/06) Antusias ada di wajah-wajah para santri TPQ dan Rumah Qur’an Nurul Huda, Ngancar, Giriwoyo, Wonogiri saat menerima paket Berbagi Buka Puasa.
Bertempat di Masjid Nurul Huda, para santri mengawali acara dengan membaca Iqro secara bergiliran. Ya, mereka menerapkan metode talaqi kepada ustadzah pengampu.
Sementara itu, santri Rumah Qur’an diajak menyimak dan membaca kitab secara kolosal melalui tayangan LCD. Semua bersemangat. Suasanapun riuh rendah. Tembok yang menjadi sekat kedua proses belajar Qur’an tersebut seolah tak mampu meredam suara yang ada. Dengungan suara santri yang belajar membaca secara tartil seakan meruntuhkan Masjid desa.
Dalam kesempatan itu, Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat, Nofrida AP, SS berkesempatan membantu proses talaqi santri TPQ. Tak lama, acara dilanjutkan dengan mengulas keistimewaan Ramadan khususnya Lailatul Qadar.
Di penghujung acara, santri dari kedua kelas tersebut menempati ruang utama masjid. Ya, mereka bersama-sama menikmati cerita Kak Bimo dari PSPA Jogjakarta .
Bertajuk “Ayo Mengaji”, cerita yang ditayangkan lewat LCD tersebut mampu membuai para santri. Mereka merespon dengan gegap gempita. Besar harapan panitia, nilai-nilai yang ada dalam cerita tersebut bisa terserap dengan baik. Untuk kemudian direnungkan, dan diamalkan.
Bedug magrib yang menjadi awalan adzan pun menandai berakhirnya pembelajaran sore itu. Adzan magrib berkumandang. Semua santri berjajar rapi di serambi untuk berdoa bersama dan menikmati hidangan yang disediakan.
Newsroom/Rico
Wonogiri[:en]WONOGIRI. Monday (12/06) Enthusiasm were on the faces of the students in TPQ and Rumah Qur’an Nurul Huda, Ngancar, Giriwoyo, Wonogiri when receiving Ifthar package.
Located at the Nurul Huda Mosque, the santri started the event by reading Iqro in turns. Yes, they apply the talaqi method to the ustadzah pengampu.
Meanwhile, santri Rumah Qur’an was invited to listen and read the book colossially through LCD impressions. All excited. The wall that became the second partition of the Qur’an learning process seemed unable to muffle the existing sound. The buzz of santri who learned to read tartile as if collapsed the village mosque.
On that occasion, the Zakat House Resource Facilitator, Nofrida AP, SS had the opportunity to help the talaqi santri TPQ process. Soon, the event continued with a review of Ramadan’s specialties, especially Lailatul Qadar.
At the end of the event, students from both classes occupy the main room of the mosque. Yes, they together enjoy the story of Kak Bimo from PSPA Jogjakarta.
Titled “Let’s See”, the story that aired through the LCD is able to cradle the santri. They respond with excitement. Great expectations of the committee, the values that exist in the story can be absorbed well. To then contemplate, and practice.
Bedug magrib which became the prefix of adzan also marked the end of learning that afternoon. Adzan magrib reverberate. All the students are neatly lined up on the porch to pray together and enjoy the dishes.
Newsroom / Rico
Wonogiri[:]