[:ID]KADAR KETAQWAAN BILAL BIN RABAH[:en]PIETY LEVEL OF BILAL BIN RABAH[:]

oleh | Jan 2, 2018 | Inspirasi

[:ID]JAKARTA. Sosok sahabat Rasulullah SAW Bilal bin Rabah merupakan satu contoh betapa Islam mengangkat derajat seluruh umat manusia, baik itu bangsa kulit cerah maupun gelap. Agama ini mengajarkan, ketakwaan merupakan faktor penentu status mulia di hadapan Allah. Harta, keturunan, dan kekuasaan politik hanyalah titipan belaka dari Sang Pencipta.

Sebuah hadis riwayat Imam Muslim menceritakan bagaimana kadar ketakwaan Bilal bin Rabah. Suatu hari, Rasulullah SAW hendak menunaikan shalat Subuh di masjid. Beliau berpapasan dengan Bilal dan berkata kepadanya, “Wahai Bilal, beri tahu kepadaku tentang amal perbuatanmu yang paling engkau harapkan manfaatnya dalam Islam. Sebab, malam tadi aku (bermimpi) mendengar suara terompahmu di depanku di surga.”

“Tidak satu pun amal yang pernah aku lakukan yang lebih kuharapkan manfaatnya dalam Islam dibandingkan dengan senantiasa melakukan shalat (sunah) semampuku setiap selesai berwudhu dengan sempurna, siang maupun malam, “jawab Bilal.

Keimanan Bilal memang sudah teruji di masa permulaan dakwah Islam. Saat itu, Rasulullah SAW menyebarkan Islam se cara sembunyi-sembunyi. Buku Kisah- kisah Islami yang Menggetarkan Hatikarya Hasan Zakaria Fulaifal Bilal bin Rabah langsung memantapkan hati memeluk Islam. Padahal, waktu itu, Bilal masih seba gai budak belian. Status paling rendah itu merupakan warisan.

Sumber : republika.co.id[:en]The figure of the companion of the Prophet SAW Bilal bin Rabah is an example of how Islam elevates the whole human race, be it a bright and dark skin. This religion teaches, piety is a determinant factor of noble status before God. Treasures, descendants, and political power are merely mere excerpts from the Creator.

A hadith narrated by Imam Muslim tells how the levels of piety of Bilal bin Rabah. One day, Rasulullah SAW was about to perform the dawn prayers in the mosque. He ran into Bilal and said to him, “Bilal, tell me the deeds of your deeds that you would most appreciate in Islam. Because, tonight I (dreamed) heard your voice in front of me in heaven. ”

“None of the deeds I have ever done that I would have hoped for more in Islam than by always praying (sunna) as best as I have finished performing ablution perfectly, day and night,” Bilal replied.

Bilal’s faith has been tested in the early days of Islamic da’wah. At that time, Rasulullah SAW spread Islam secretly. Bilal bin Rabah immediately embraced Islam. In fact, at that time, Bilal was still a slave. The lowest status is an inheritance.

 [:]

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0