JIKA HILAL RAMADAN SUDAH TAMPAK DI SAUDI ARABIA, TAPI DI INDONESIA BELUM

oleh | Feb 12, 2024 | Inspirasi

Perbincangan perihal perbedaan waktu memulai puasa Ramadan
memang sering terjadi setiap tahunnya. Arab Saudi yang biasanya memulai
berpuasa Ramadan terlebih dahulu karena hilal telah muncul di sana.

Sementara di Indonesia sendiri, hilal tersebut belumlah
tampak. Sehingga pada akhirnya menimbulkan kebingungan tersendiri dan perbedaan
pendapat di antara masyarakat Indonesia.

Sebagian masyarakat Indonesia ada yang mengikuti waktu
berpuasa seperti halnya yang terjadi di Arab Saudi. Sementara itu, di lain sisi
ada pula masyarakat yang memulai berpuasa berdasarkan ru’yah lokal di Indonesia atau berdasarkan pada keputusan Kementerian
Agama.

Meski berbeda, dua penetapan awal berpuasa Ramadan tersebut
tetaplah menggunakan dalil yang sama, yakni dari Al-Qur’an. Dalam surah
Al-Baqarah ayat 185, Allah Azza wa Jalla
berfirman:

“Barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu.”

Baca Juga: Bagaimana Menyambut Ramadan di Rumah?

Di dalam hadis pun Rasulullah saw. bersabda, “Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan
berbukalah kalian karena melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya)
maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (H.R. Bukhari).

Lalu, bagaimanakah
menyikapi perbedaan waktu penentuan awal puasa Ramadan ini?

Disarikan dari buku Tanya-Jawab Seputar Ibadah Ramadhan
karya Dr. Salim Segaf Al-Jufri, M.A., bahwa ru’yah
hilal terdapat dua pendapat, yakni: ru’yah
‘alamiyah
(internasional) dan ru’yah
mahaliyah
(lokal).

“Jika kita mengikuti pendapat yang kuat dan ideal adalah ru’yah alamiyah. Sehingga umat Islam di
seluruh dunia yang malamnya bersamaan, maka puasanya pada hari yang sama.
Tetapi jika mengikuti ru’yah lokal,
maka setiap negara akan melakukan ru’yah
tersendiri dan kemungkinan waktu mulai dan mengakhiri puasa akan berbeda,”
ungkap Salim Segaf Al-Jufri dalam bukunya.

Menurut Salim Segaf Al-Jufri, penyatuan ru’yah dalam skala internasional belum dapat terealisasikan karena
berbagai macam sebab. Sehingga tetap sah apabila umat Islam mengikuti ru’yah secara lokal di negaranya dan
berpuasa bersama umat Islam secara mayoritas di wilayahnya.

Meski demikian, umat Islam yang memulai berpuasa karena ru’yah alamiyah puasanya tetap sah dan
tidak batal. Oleh karena itu, ijtihad terkait perbedaan waktu memulai berpuasa Ramadan
dapat dibenarkan.

Baca Juga: Lakukan Hal-Hal Ini Agar Kuat Berpuasa di Bulan Ramadan

Salim Segaf Al-Jufri dalam buku Tanya-Jawab Seputar Ibadah
Ramadhan pun menegaskan bahwa memang lebih baik apabila berpuasa bersama umat
Islam di negaranya dengan mengikuti ru’yah
yang dilakukan secara lokal. Hal itu agar tidak terjadi perselisihan di antara
kaum muslimin di negaranya.

Hal tersebut selaras dengan hadis Nabi saw. berikut ini:

“Puasa adalah di hari
kalian berpuasa, berbuka adalah di hari kalian berbuka dan Iduladha adalah di
hari kalian berkurban.” (H.R. At-Tirmidzi).

Wallahu’alam bishawab.

Sahabat, sudahkah memiliki aplikasi Rumah Zakat Apps? Rumah
Zakat Apps
bisa membantu Sahabat untuk berzakat, bersedekah, dan berinfak dengan
lebih mudah dan cepat. Selain itu, Sahabat pun bisa melacak laporan zakat,
infak, dan sedekah Sahabat dengan lebih real
time
.

Unduh aplikasi Rumah Zakat Apps melalui Playstore di tautan
ini atau melalui Appstore di sini.

 

 

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0