[:ID]JAWA BARAT PEDULI ROHINGYA, KOLABORASI DENGAN RUMAH ZAKAT[:en]WEST JAVA CARES ROHINGYA IN COLLABORATION WITH RUMAH ZAKAT[:]

oleh | Sep 18, 2017 | Mitra Korporat, News

[:ID]BANDUNG. Bulan September 2017 ini Pemerintah Jawa Barat menggelar aksi kepedulian atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar. Aksi ini digelar mulai dari jalan kaki bersama dari Pusdai ke Gedung Sate (08/09), pernyataan sikap Forum Komunikasi Umat Beragama, hingga langkah konkret penggalangan dana.

Hasil dari penggalangan dana Jawa Barat Peduli Rohingya ini didistribusikan melalui rangkaian program kemanusiaan untuk warga Rohingya di Myanmar dan Bangladesh, yang dikelola oleh Rumah Zakat. Penyerahan dana Jawa Barat Peduli Rohingya dilakukan di Masjid Al Muttaqin, Gedung Sate, Bandung, pada Senin (18/09) pagi langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. “Gerakan Jawa Barat Peduli ini merupakan bagian seruan pada dunia internasional, bahwa kita harus bersama-sama meringankan beban warga Rohingya yang ditindas. Mereka kehilangan hak-haknya sebagai warga negara, bahkan sebagai manusia. Oleh karena itu, bantuan harus diberikan dalam berbagai aspek agar komprehensif,” jelas Ahmad Heryawan.

Rumah Zakat sebagai inisiator dan komite Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM), menjadi mitra utama Kementerian Luar Negeri dalam resolusi konflik Myanmar. Aliansi dibentuk agar program bisa dilaksanakan di Myanmar lebih berkelanjutan, minimal dalam dua tahun ke depan. Tidak hanya di Myanmar, program juga akan dijalankan di Bangladesh yang hingga kini diperkirakan telah menampung setidaknya 800.000 orang pengungsi Rohingya. Oleh karena itu, kolaborasi antara lembaga kemanusiaan, pemerintah Republik Indonesia, serta PBB menjadi keniscayaan agar program bisa menyentuh wilayah dan isu utama konflik dalam jangka panjang.

“Rumah Zakat sendiri telah melaksanakan program asistensi untuk warga Rohingya sejak tahun 2015. September 2017 ini saja, tim kemanusiaan Rumah Zakat telah merealisasikan distribusi program langsung bagi para pengungsi Rohingya di Sittwe – Myanmar, serta Cox’s Bazar – Bangladesh,” jelas Noor Yahya, selaku Chief Program Officer Rumah Zakat. Noor Yahya juga memberikan penjelasan bahwa selain pengungsi yang diperkirakan mencapai 370.000 orang sejak 25 Agustus 2017 lalu, kondisi pendukuk muslim Rohingya di internal Myanmar pun perlu jadi perhatian karena mereka dibatasi ruang gerak dan suplai sumber dayanya.

“Oleh karena itu Pemerintah Provinsi dan Baznas Jawa Barat menggandeng Rumah Zakat dalam realisasi program Jabar Peduli Rohingya ini. Kolaborasi dan aliansi kemanusiaan ini penting untuk bisa digarap dalam jangka panjang. Dimulai dari Jawa Barat, Indonesia, dan dunia, harapannya tragedi kemanusiaan ini bisa segera dihentikan,” jelas Ahmad Heryawan saat menyerahkan dana bantuan.

“Rumah Zakat kembali mengirimkan tim kemanusiaannya ke wilayah perbatasan Bangladesh dan Myanmar mulai pekan ini (17/09). Tim dan bantuan akan dikirimkan bergelombang, maksimal per dua pekan. Hal ini agar ritme tim dan jumlah bantuan bisa disesuaikan dengan kondisi-kondisi terkini di lapangan,” pungkas Noor Yahya.

 

Newsroom/Ria Arianti
Bandung

 

 

 [:en]BANDUNG. In September 2017 West Java Government held a concern for the humanitarian tragedy that occurred in Rakhine State, Myanmar. The action was held from the joint walk from Pusdai to Gedung Sate (08/09), expressing statement of Forum Komunikasi Umat Beragama, to concrete fundraising step.

The fundraising of West Java Care Rohingya was distributed through a series of humanitarian programs for Rohingya citizens in Myanmar and Bangladesh, managed by Rumah Zakat. The transfer of funds from West Java to Rohingya was conducted at Masjid Al Muttaqin, Gedung Sate, Bandung, on Monday (18/09) morning directly by West Java Governor, Ahmad Heryawan. “The West Java Movement of Concern is part of an international appeal, that we must alleviate the burden of the oppressed Rohingya. They lose their rights as citizens, even as human beings. Therefore, assistance should be given in various aspects to be comprehensive,” explained Ahmad Heryawan.

Rumah Zakat as the initiator and committee of the Humanity Alliance of Indonesia for Myanmar (AKIM), became the main partner of the Ministry of Foreign Affairs in Myanmar conflict resolution. Alliances are formed to make the program workable in Myanmar more sustainable, at least within the next two years. Not only in Myanmar, the program will also run in Bangladesh, which until now is estimated to have accommodated at least 800,000 Rohingya refugees. Therefore, the collaboration between humanitarian agencies, the government of the Republic of Indonesia, and the UN becomes a necessity for the program to touch the main areas and issues of conflict in the long run.

“Rumah Zakat itself has been implementing an assistance program for Rohingya citizens since 2015. September 2017 alone, the humanitarian team Rumah Zakat has realized the direct program distribution for Rohingya refugees in Sittwe – Myanmar, and Cox’s Bazar – Bangladesh,” said Noor Yahya, Chief Program Officer of Zakat House. Noor Yahya also explained that in addition to refugees estimated at 370,000 people since August 25, 2017, the condition of Rohingya Moslems in internal Myanmar also need attention because they are limited space and supply of resources.

“Therefore the Provincial Government and West Java Baznas took Rumah Zakat in the realization of this program Jabar Peduli Rohingya. Collaboration and humanity alliance is important to be worked on in the long run. Starting from West Java, Indonesia, and the world, hope this humanitarian tragedy can be stopped immediately,” said Ahmad Heryawan when delivering aid funds.

“Rumah Zakat sent its humanitarian team again to the border region of Bangladesh and Myanmar starting this week (17/09). Teams and help will be sent undulating, maximum of fortnightly. This is so that the team’s rhythm and the amount of aid can be adjusted to the latest conditions in the field,” added Noor Yahya.

 

Newsroom / Ria Arianti
Bandung[:]