Oleh: Budi Riana
Saudaraku, pernahkah kita merasa ingin sesuatu tapi tidak tercapai? Kita ingin menjadi Hafidz, tapi tidak juga tercapai. Kita ingin tahajud setiap malam, tapi selalu keterusan tidur. Kita ingin ini, ingin itu, bahkan puncaknya kita ingin surga, tapi sudahkah perbuatan kita menunjukkan kesungguhan untuk mencapainya?
Saudaraku, ternyata sekedar ingin saja tidak cukup. Katakanlah kita ingin makan pizza, tetapi ketika kita hanya ingin dan tidak beranjak pergi ke toko pizza, apakah kita bisa menikmati pizza tersebut? Tentu tidak. Berbeda juga dengan orang yang hanya ingin. Mungkin ketika dia pergi ke toko pizza dan ternyata toko tersebut tutup, maka ia langsung kembali pulang hingga akhirnya tidak dapat menikmati pizza. Akan tetapi ketika kita merasa ingin sekali, meski tutup di satu toko, pasti akan berusaha untuk mencari di tempat lain, hingga mendapatkan apa yang diinginkan. Ada kesungguhan yang mengiringi suatu keinginan.
Saudaraku, ketika terlintas suatu keinginan yang baik, maka peliharalah keinginan itu hingga menjadi suatu obsesi yang kuat dan mendorong untuk bergerak melaksanakannya. Kemudian, ketika dalam perjalanannya menemukan hambatan dan rintangan, jangan cepat menyerah, cari alternatif lain untuk menemukan jalan kepada keinginan tersebut. Kita pasti sering mendengar pepatah man jadda wajadda, yang artinya barang siapa bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkan yang dia inginkan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, yang artinya:
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh pada jalan-Ku, maka akan Aku tunjukan jalan-jalanKu itu.” (Q.S. Al Ankabuut : 69)
Kita juga tentu masih ingat tentang kesungguhan Siti Hajar mencari air zamzam, beliau berlari dari bukit Shafa ke bukit Marwa sampai tujuh kali, ternyata Allah memberi air dari tempat lain yaitu di dekat kaki Ismail. Subhanallah, maka apa lagi yang meragukan kita? Kejar impian kita bukan dengan hanya mengangankannya tapi dengan kesungguhan ikhtiar untuk mencapainya. Kita pasti bisa!