Abdullah bin Abbas atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ibnu Abbas ra, belaiu bercerita: suatu saat aku berada di belakang Nabi SAW, kemudian beliau bersabda: “ Hai anak muda, aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat ; “ jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapatkan Allah di hadapanmu, jika engkau meminta pertolongan mintalah pertologan kepada Allah…” HR. At Tirmidzi.
Rasulullahi SAW bersabda; ”Ihfadzillah Yahfadka” ( jagalah Allah,niscaya Allah menjagamu), maksudnya adalah menjaga hukum-hukum Allah, hak-hak, perintah dan larangan-Nya. Menjaga Allah adalah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Nya, barang siapa yang berbuat seperti itu maka ia termasuk orang yang mendapat pujian Allah di dalam Al Qura’an: “ Inilah yang dijanjikan kepadamu, yaitu setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara, yaitu orangyang takut kepada Allah yang Maha Pemurah sedang Dia tidak keliahtan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat “ QS Qaaf ( 32-33).
Kata “ Hafidz” dalam ayat diatas diatafsirkan dengan orang yang menjaga perintah-perintah Allah dan orang yang menjaga dosa-dosanya untuk bertaubat darinya.
Ada dua bentuk penjagaan Allah terhadap hambanya ;
Pertama, menjaga kemaslahatn dunianya, seperti menjaga badan (tetap sehat dan kuat) ,anak, keluarga dan hartanya, Allah SWT befirman : “ Bagi manusia ada Malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya, bergiliran: didepan dan belakang mereka, Malaikat itu menjaga mereka atas perintah Allah “ Qs Ar Ra’du :11).
Ibnu Abbas ra berkata , Mereka adalah para malaikatyang menjaga manusia atas perintah Allah, Jika takdir datang para malaikat itu pergi dari manusia.( Jaamiul bayan).
Sahabat yang budiman, barang sipa yang menjaga Allah saat remaja dan kuat, Allah menjaganya saat tua dan lemah, serta memberinya kenikmatan dengan pendengaran, penglihatan, kekuatan dan akalnya. Salah seorang Ulama berusia 100 tahun, namun diberi kenikmatan dengan kekuatan fisik dan akalnya. Pada suatu hari dia meloncat dengan loncatan yang kuat, hingga ia dikecam karenanya.Ia berkata : Organ tubuh ini saya jaga dari maksiat-maksiat ketika saat remaja, kemudian Allah menjaganya untuk ku saat aku tua”.Ulama besar itu adalah Abu Thayyib Thahir bin Abdullah bin Thahir wafat pada tahun 450.
Kebalikanya salah seorang generasi salaf melihat orang lanjut usia yang meminta-minta, kemudian orang itu berkata : “ Orang lanjut usia tersebut menyia-nyiakan Allah di usia remajanya, akibatnya Allah menyia-nyiakan dirinya di masa tuanya.
Kedua ;Penjagaan yang lebih berharga, yaitu Allah menjaga agama dan iman seorang hamba, memlihara hambanya tersebut dari perkara syubhat yang menyesatkan dan syahwat yang diharamkan.Lalu Allah menjaga agamanya ketika ia meninggal , Allah mewafatkanya dalam keadaan beriman.
Imam Ahmad, Abu Daud dan An Nasai meriwayatkan hadist dari Ibnu Umar ra : Bahwa Rasulullah Saw tidak pernah meninggalkan do’a-do’a berikut ketika beliau berada di pagi dan sore hari :
“Allahuma inni asalukal afitate fid dun-ya wal akhirah, Allahumma inni asaluka ‘afwa wal ‘afiyata fi diini wadun-yaya wa ahlii wa maali.”
“ Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat, Ya Allah aku memohon kepada-Mu ma’af dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku “.
Waalahu Alam Bishawwab.
Source foto: abiummi.com