ISTIQAMAH BERIBADAH SETELAH LEBARAN

oleh | May 3, 2023 | Inspirasi

Suasana hari raya Idul Fitri masih menyelimuti kita.
Kebahagiaan dan kegembiraan masih lekat terasa karena setiap muslim merasakan
limpahan karunia dan rahmat Allah Swt. Seandainya bukan karena kewajiban untuk
masuk kerja, maka suasana tersebut masih berlangsung sebab manusia memiliki
kecenderungan untuk memperpanjang masa bahagia.

Namun telah menjadi fenomena umum jika Ramadhan berlalu,
maka ketaatan di dalam menjalankan ibadah dan aneka kebajikan menjadi menurun
dan melemah. Jumlah jemaah shalat lima waktu dipastikan drastis menurun.
Kesemarakan orang-orang dalam berinfak berkurang. Kelembutan hati dan perilaku
yang memancar di bulan Ramadhan menjadi sirna.

Padahal kesemua kebiasaan baik tersebut tidak seharusnya
hanya terjadi di bulan Ramadhan. Idealnya kebiasaan baik Ramadhan mampu
menghiasi 11 bulan lain di luar Ramadhan, karena perintah shalat berjamaah,
berinfak dan berbuat kebajikan serta bersikap lemah lembut dengan sesama
manusia adalah akhlak Islam sepanjang zaman. Bahkan semua perilaku kebaikan
tersebut merupakan pemberian (minhah)
dari Allah Swt guna merepresentasikan diri seorang muslim sebagai hamba
terpilih dan contoh yang mudah bagi manusia di sekelilingnya.

Baca Juga: Ingin Mendapat Jodoh yang Baik? Coba Lakukan 5 Tips Ini!

Jika kita perdetail, paling tidak terdapat empat kebiasaan (habit) kebajikan yang ditinggalkan oleh
madrasah Ramadhan, yaitu: puasa di siang hari, shalat sunah di malam hari,
membaca Al-Qur’an di sela-sela puasa dan shalat malam, serta menyegerakan diri
dalam perbuatan kebajikan. Keempat kebiasaan tersebut jika mampu diistiqamahkan
di luar Ramadhan, niscaya akan menjadi akhlak kaum muslim sepanjang zaman.

Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya
orang-orang yang berkata: “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), “Janganlah kalian merasa takut dan bersedih hati; dan
bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
(Q.S. Fussilat: 30).

Lalu, mengapa istiqamah dalam beribadah setelah amadhan itu
penting?

Pertama, karena
kelanggengan memerlukan kesungguhan, ketekunan dan kesabaran. Dan ketiga unsur
tersebut merupakan profil terpuji seorang muslim. Aisyah ra. berkata : “Di dalam melakukan shalat, Nabi Saw.
menggemari untuk menunaikannya dengan langgeng, sehingga bila kantuk
menguasainya atau karena sakit hingga tidak dapat bangun malam, maka beliau
melaksanakan shalat di siang hari sebanyak dua belas rakaat.” (H.R.
Muslim).

Kedua,
keistiqamahan yang panjang akan memberikan hasil yang besar dan luar biasa,
tanpa tersadari secara langsung oleh pelakunya dan keistiqamahan tersebut tetap
berpahala pada saat yang bersangkutan udzur
sakit atau bepergian.

Rasulullah Saw. bersabda:
“Jika seseorang sakit atau melakukan perjalanan, maka dia akan dicatat
melakukan amalan sebagaimana amalan rutin yang dia lakukan ketika ber-muqim
(tidak bepergian) dan dalam keadaan sehat.” (H.R. Bukhari).

 Baca Juga: Anjuran Berterima Kasih Atas Kebaikan yang Didapat

Ketiga,
keistiqamahan menunjukkan kuatnya iman seseorang dan menjauhkan diri dari virus
jenuh beramal. Rasulullah Saw. bersabda: ”Setiap
amal itu pasti ada masa semangatnya. Dan setiap masa semangat itu pasti ada
masa futur (malasnya). Barangsiapa yang kemalasannya masih dalam sunnah
(petunjuk) Nabi Saw., maka dia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang
keluar dari petunjuk tersebut, sungguh dia telah menyimpang.” (H.R.
Tabrani).

Inilah pentingnya Istiqamah ibadah di luar Ramadhan yang
dengannya sesungguhnya setiap pribadi sedang menapaki jalan orang-orang saleh
yang akan membimbingnya pada penghapusan dosa dan lebih mendekatkannya kepada
Allah Swt.

Sumber:
republika.co.id

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0