INOVASI DAN IMITASI

oleh | Mei 31, 2010 | Inspirasi

Oleh AM Adhy Trisnanto*)
Marketing Consultant Rumah Zakat

Teman saya punya demikian banyak koleksi kacamata. Hampir setiap tiga bulan dia berganti model kacamata, meskipun ukuran lensanya tidak berubah. Teman yang lain kemana-mana selalu mengantongi tiga handphone tipe-tipe anyar. Ngga kebayang, apa jadinya kalau ketiganya bunyi pada saat yang sama. Buat orang yang sensitif terhadap trend mode, memakai model kemarin merupakan siksaan berat. Predikat ketinggalan mode akan sangat melukai harga dirinya.  Kecenderungan begini menjadi peluang pasar bagi para pemasar. Maka jadilah para perancang di bagian R&D dipacu untuk berinovasi sepanjang waktu.
 
Sesuatu yang baru sering menular, bahkan menular dengan cepat. Dan nyaris tak pandang bulu. Banyak contoh di sekitar kita: mulai dari yang remeh seperti mengecat rambut, sampai yang lebih berat kayak operasi hidung dan dagu. Dari minum air dalam cup, sampai makan ayam kudu fried chicken. Dari ngopi di kafe sampai pake handphone mirip BlackBerry. Wabah ganas yang tak pandang bulu ini menyuburkan sistim penjualan kredit, dan bisnis kartu kredit. Karena ingin menggarap konsumen yang punya duit cekak, down payment properti bisa diangsur 10 kali, dan bunga angsuran bisa ditekan 0%! Ini juga jadi bukti: banyak orang yang terseret arus memaksa diri mati-matian bisa tampil trendy. Perilaku begini lagi-lagi memicu ide para pemasar: membuat imitasi produk yang lagi ngetrend dengan harga jauh lebih murah. Tentu saja mutunyapun beda ama yang asli. Tidak perlu susah-susah membuat riset dan pengembangan produk, bajak saja yang sudah ada sambil mengusahakan bahan baku yang lebih murah.

Inovasi dan imitasi adalah praktek yang sering kita jumpai dalam persaingan dewasa ini.
Lalu, apa gunanya cape-cape (dan mahal-mahal) berinovasi? Jiplak saja gagasan orang, jual dengan harga murah. Ya, tapi produk imitasi tidak pernah berkibar di atas produk yang inovatif. Yang berinovasi akan selalu ada di depan mendahului pesaing-pesaingnya. BB sejauh ini tidak bisa dikalahkan Nexian. Yang make BB tidak akan ngumpetin di depan umum, yang pake imitasi BB cenderung menutupi merek hp-nya dengan jari. Merek, ternyata punya kekuasaan yang tak tergantikan. Boleh saja mirip, atau bahkan sama persis, tapi mereknya kan beda! Merek itu reputasi.

Nah, itu dia: merek! Yang dimaksud merek, atau brand, bukan sekedar tulisan logo atau visual lambang tertentu. Tetapi segala image yang terbawa oleh visual tadi. Dari jauh gambar mirip bunga berwarna putih di pucuk ballpoint dengan mudah ditandai oleh para eksekutif sebagai Montblanc. Ada rasa bangga mengantongi benda itu. Padahal tidak lebih dari ballpoint yang paling dipakai sesekali untuk menandatangani dokumen. Demikian luar biasa image Montblanc sampai-sampai seorang teman yang mau menandatangani sertifikat seminar harus pinjam Montblanc karena katanya tandatangannya akan jadi lebih berkarakter! Montblanc sudah jadi bagian dari gambaran kepribadian. Sampai-sampai ada jepit dasi, saputangan, ikat pinggang, sepatu bermerek Mountblanc. Pemakainya tidak perlu mengatakan bahwa dia orang sukses, karena kesuksesannya sudah dinyatakan lewat brand Montblanc yang bertebaran di saku, baju, celana dan sepatunya. Citra keberhasilan, itulah brand value yang lekat pada brand Montblanc. Nilai yang memberi ekuitas kepada brand tersebut.

Dan, subhanallah, Rumah Zakat baru saja melakukan rebranding lewat sebuah proses kreatif dan profesional didukung konsultan branding terkemuka. Yang membahagiakan proses tersebut sekaligus menjadi pembelajaran bahwa merek atau brand bukan sekedar sesuatu yang nampak. Memang orang paling mungkin melihat perubahan disain logo, tapi logo tersebut sekaligus menyerminkan sebuah janji yang memberi ekspektasi: Rumah Zakat adalah pengusung nilai-nilai terpercaya – progresif – kemanusiaan. Nilai-nilai itu bukan hanya lekat pada logo barunya, tapi juga pada program-program, dan pada perilaku para kerabat kerjanya. Maka, yang baru bukan saja disain logonya, tapi juga niat, pikiran yang menggerakkan, dan tingkah laku dalam mewujudkan niat tersebut. Langkah rebranding adalah langkah strategis yang inovatif, yang lagi-lagi menempatkan Rumah Zakat di lini depan pentas institusi kemanusiaan di Indonesia yang berani mengadopsi konsep-konsep baru dalam mengejar kesejahteraan masyarakat. Konsep-konsep berkelas dunia.

_____
* pembaca diundang berinteraksi dengan penulis melalui dhynatrisna@yahoo.com.