Mendengar suara takbiran melalui pengeras suara masjid
rasanya membuat hati syahdu dan tentram. Kenangan-kenangan tentang kampung halaman
hingga hangatnya keluarga tiba-tiba muncul menemani syahdunya lantunan takbir.
Ya, siapapun pasti suka mendengar takbiran. Ditambah hati
pun gembira karena hari raya Idulfitri atau Iduladha sudah ada di depan mata. Terlebih
jika yang dihadapi adalah malam Idulfitri. Sebulan berpuasa rasanya terpuaskan
dengan lantunan gema takbir yang saling sahut tanpa putus.
Takbiran sejatinya adalah bentuk taqarrub, cara diri mendekatkan kepada Sang Maha Kuasa, Allah Swt.
takbiran pun merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat dan petunjuk yang telah
diberikan Allah Swt. kepada kita. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk
melantunkan takbiran sebagai bukti bahagia dan ucapan terima kasih yang
mendalam kepada-Nya.
“Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Baqarah: 185).
Baca Juga: Mengetahui Masjid yang Sah Digunakan Iktikaf
Takbiran pun merupakan bentuk zikir kita kepada Allah Swt,
cara kita mengingat Zat-Nya. “Dan
berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.” (Q.S.
Al-Baqarah: 203).
Takbiran juga sebagai bentuk syiar Islam yang mesti dipelihara
dan diagungkan keberadaannya. Hal tersebut dijelaskan dalam Q.S. Al-Hajj ayat
32 berikut, “Demikianlah (perintah
Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah maka sesungguhnya itu
timbul dari ketakwaan hati.”
