BANDUNG. RZ bersama Masyarakat Ternak Nusantara (MTN) terus bersinergi memberdayakan para peternak lokal Indonesia untuk bisa lebih mandiri. Sejalan dengan misi tersebut, MTN telah banyak memberi kemanfaatan bagi masyarakat miskin, khususnya dibidang pemberdayaan peternak.
Melalui beragam program pemberdayaan di bidang Agro, RZ bersama MTN telah melakukan penyaluran bantuan ternak kepada 586 orang Penerima Manfaat (PM). Adapun wilayah penyaluran menjangkau 8 wilayah kabupaten, yaitu Subang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Purwakarta, Garut, Tasikmalaya, Indramayu dan Kediri.
Jumlah ternak yang disalurkan sebanyak 3390 ekor ternak, yang terdiri dari 460 domba pejantan, 2913 ekor domba betina, dan 6 ekor sapi dengan program ketahanan pangan MTN, sedangkan untuk bencana kelud Kediri MTN menyalurkan 1 ekor kambing jantan dan 10 ekor kambing perah betina (Etawa).
Selain melakukan penyaluran berupa bantuan ternak, MTN juga memberikan layanan dalam bentuk pembinaan dan pelatihan kepada para membernya, guna meningkatkan kualitas diri dari para penerima manfaat yakni dalam sisi skill peternakan maupun spiritual.
Dalam periode Januari 2014 hingga Maret 2015 ada 3133 penerima layanan manfaat, yang terdiri dari 343 layanan dalam bentuk pelatihan PM dan 2790 layanan pembinaan PM. Jika digabungkan dengan penerima layanan manfaat di tahun 2013 yang mencapai 1254 PLM, maka total layanan manfaat yang sudah MTN berikan kepada para peternak mencapai 4387 PLM.
Sampai Maret 2015, peternak binaan RZ bersama MTN sudah mampu melakukan penjualan dari hasil anakan dombanya. Ada 907 ekor domba yang sudah dijual oleh peternak, dengan rincian 463 ekor domba jantan dan 444 ekor domba betina.
“Selain output dalam bentuk penghasilan bagi para peternak, MTN mencoba mengupgrade para peternak binaannya, sehingga menjadi lebih profesional, untuk itu para Pendamping Masyarakat Ternak (PMT) mendampingi dalam terbentuknya kelompok tani-ternak,” tutur Direktur Masyarakat Ternak Nusantara, Noor Yahya. (20/04).
Yahya menambahkan, sda sekitar 28 kelompok ternak dan satu gabungan kelompok ternak yang sudah terbentuk, yaitu Gapoktan “Baru nanjeur”. “Dari kedua puluh delapan kelompok tersebut, lima diantaranya sudah mendapatkan payung hukum yang jals dari aparatur setempat,” pungkasnya.***