Saat berulang tahun, kita sering mendengar doa seperti ini, “Semoga
usianya tambah berkah ya!” atau misal dengan versi Bahasa Arab, “Barakallahu
fii umrik!” Doa untuk mendapatkan keberkahan usia ini cukup sering kita dengar.
Lantas, usia yang berkah itu sebenarnya seperti apa? Kadang kala kita masih
kebingungan dengan makna dari usia berkah. Lewat tulisan ini, kita akan
menjawab pertanyaan tersebut.
Mengenal Usia yang
Diberkahi Allah
Usia yang panjang dan sehat merupakan dambaan banyak orang. Siapapun
ingin memiliki usia yang panjang disertai dengan kesehatan fisik dan mental
yang baik. Namun, usia yang panjang ini bisa menjadi berkah dan musibah,
tergantung siapa yang menjalaninya. Bagi orang yang saleh, usia yang panjang
adalah kesempatan emas karena akan semakin banyak amal kebaikan yang akan ia
lewati. Akan tetapi, jika orangnya thalih
(kebalikan dari saleh), maka usia panjang malah akan membuatnya semakin banyak
bermaksiat dan dosa.
“Sebaik-baik manusia
ialah yang lanjut (panjang) umurnya dan baik amal perbuatannya. Sedangkan seburuk-buruk
manusia ialah yang panjang umurnya dan jelek amal perbuatannya.” (H.R.
At-Tirmidzi).
Baca Juga: Cara Menjadi Kaya dengan Halal & Berkah
Oleh karena itu, tak heran jika usia merupakan salah satu
yang akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt. “Tidak akan melangkah kedua kaki seorang hamba sehingga ia ditanya
tentang umurnya untuk apa digunakan …” (H.R. At-Tirmidzi).
Dirangkum dari buku Agar Hidup Selalu Berkah karya Habib
Syarief Muhammad Alaydrus, berikut kriteria usia yang diberkahi oleh Allah Swt.:
1. Usia yang dimanfaatkan untuk ibadah
Mereka yang mendapat keberkahan usia maka
akan mempergunakan usianya dengan banyak melakukan amal ibadah. Melakukan ketaatan
dan ketakwaan kepada Allah Swt. merupakan ciri khas aktivitasnya. Lisannya pun
basah dengan zikir dan tasbih serta sering menyambung tali silaturahmi.
2. Usia tidak dipergunakan untuk maksiat
Mereka yang usianya mendapat keberkahan
dari Allah Swt. akan berusaha keras untuk menjauhi hal-hal yang berbau maksiat.
Apabila misalnya tak sengaja tergelincir berbuat hal dosa, maka ia akan segera
bertaubat dan berhenti mengulangi dosa yang sama.
Baca Juga: Apa Itu Berkah?
3. Menyisihkan waktu untuk melakukan kegiatan
sosial
Orang yang diberkahi usianya oleh Allah
Swt. memiliki kepedulian sosial yang baik. Ia tidak hanya mementingkan diri
sendiri dan keluarganya. Namun, juga memedulikan kesejahteraan orang lain. Salah
satu contoh nyatanya adalah sering berbagi atau bersedekah. Sedekah ini tak
hanya berhubungan dengan uang, akan tetapi luas bentuknya. Misalnya bersedekah
ilmu, makanan, minuman, pakaian, tenaga, pemikiran, dan lain sebagainya. Intinya,
kehadirannya selalu berusaha memberi manfaat kepada orang lain.
4. Dijauhkan dari penyakit malas
Bermalas-malasan dan berleha-leha merupakan
akhlak buruk yang dijauhi oleh mereka yang usianya diberkahi oleh Allah Swt.
Setiap aktivitasnya selalu berusaha untuk produktif dan bermanfaat bagi banyak
orang. Rajin, disiplin, dan gesit merupakan salah satu sifat yang melekat pada
orang-orang yang usianya mendapat keberkahan.
5. Selalu berupaya memanfaatkan usia untuk
mencari ilmu
Orang yang usianya diberkahi Allah Swt. pun
selalu berusaha untuk belajar. Belajar ini tak melulu berkaitan dengan sekolah
formal, akan tetapi ia senang sekali mencari ilmu dalam media atau kesempatan
apapun. Membaca, mendengarkan ceramah, dan yang sejenisnya merupakan kebiasaan
orang-orang yang usianya diberkahi oleh Allah Swt. Dalam prinsipnya, ia tidak
mau menyia-nyiakan hidup. Maka, ia akan terus berusaha mencari ilmu hingga ajal
menjemputnya.
Baca Juga: Doa-Doa untuk Meraih Keberkahan Hidup
6. Tawakal dan istikamah
Selain itu, mereka yang usianya berkah pun
berusaha untuk tawakal dan istikamah dalam kehidupannya. Ia akan bertawakal
hanya kepada Allah Swt. dan melepaskan diri dari ketergantungan kepada makhluk
selain Allah Swt. Ia pun akan berusaha untuk selalu istikamah di jalan
kebenaran hingga ajal menjemputnya.
7. Husnul Khatimah
Dan terakhir, orang yang usianya mendapat
keberkahan dari Allah Swt. adalah meninggal dalam kondisi yang baik/husnul khatimah. Meninggal yang baik di
sini maksudnya ia mengucapkan lafaz la
illaha illallah sebelum nyawanya dicabut malaikat izrail.
“Barangsiapa
akhir dari ucapannya adalah la illaha illallah, maka dia masuk surga.” (H.R.
Al-Hakim dengan sanad hasan dari Mu’adz).
