Tidur adalah suatu kebutuhan. Bila kekurangan tidur, tubuh pun
akan lelah dan sulit untuk berkonsetrasi ketika beraktivitas. Selain itu, jika
kekurangan tidur ini berlangsung terus-menerus (misalnya karena terlalu sering
bergadang di malam hari), maka penyakit pun akan mudah menghinggapi. Salah satu
penyakit yang rentan menghinggapi orang yang kekurangan tidur adalah diabetes
dan penyakit jantung.
Bahkan, Allah Swt. telah memberikan waktu di malam hari
untuk beristirahat dan siang hari untuk beraktivitas. Begitulah memang fitrahnya
manusia.
“Dan Dialah yang
menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia
menjadikan siang untuk bangkit berusaha.” (Q.S. Al-Furqan: 47).
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan
usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” (QS Ar-Rum: 23).
Baca Juga: Beginilah Seharusnya Seorang Muslim Tidur
Mengingat aktivitas tidur itu sangat penting bagi tubuh,
maka sebagai muslim yang taat tentunya harus bisa memenej waktu sebaik mungkin
agar tetap bisa memiliki kualitas tidur yang baik. Menurut Jalaludin as-Suyuthi
dalam kitab Ar-Rahmah fi at-Thib wa al-Hikmah, idealnya tidur sehari semalam
itu sekitar enam hingga delapan jam. Tentunya dengan menyertakan tidur siang (qailulah) pada siang hari.
Sementara itu, dalam ajaran Islam soal tidur ini memang ada
aturannya. Aturan ini berkenaan doa sebelum tidur, sunah-sunah sebelum tidur,
posisi tidur, hingga waktu untuk tidur. Dan terkait waktu, rupanya ada waktu
yang harus kita hindari untuk tidur, yakni tidur setelah subuh dan tidur
setelah asar.
Mengapa Islam menganjurkan agar kita agar tidak tidur di dua
waktu tersebut? Apakah ada alasan khususnya? Berikut penjelasannya!
1. Tidur setelah subuh bisa menghalangi kita
dari keberkahan rezeki
Pepatah yang mengatakan, “Jangan tidur
setelah subuh nanti rezekinya dipatok ayam” sepertinya ada benarnya. Pasalnya,
tidur setelah subuh rupanya bisa menghalangi diri dari keberkahan rezeki dan
umur.
Tidur setelah subuh membuat kita menjadi
malas. Apalagi banyak amal kebaikan seperti membaca Al-Qur’an, zikir, dan
sedekah yang bisa kita amalkan setelah salat subuh. Nabi Muhammad Saw. pun
bersabda, “Seusai salat fajar (subuh),
janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki” (H.R.
Thabrani).
2. Tidur setelah subuh bisa membuat melarat
Orang yang senang tidur setelah salat subuh
dan kerap bermalas-malasan maka akan mendekatkan dirinya pada kefakiran harta. ”Demikian pula, tidur di pagi hari dan
banyak tidur, keduanya mengakibatkan kemelaratan harta, dan juga kemelaratan
ilmu.” (Dikutip dari terjemahan kitab Ta’limul Muta’allim).
Di waktu subuh Nabi Saw. berdoa seperti
ini, “Ya Allah berikanlah berkah kepada
umatku di pagi hari mereka.” (H.R. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).” Logikanya,
bagaimana kita bisa mendapatkan keberkahan dari doa Rsulullah Saw. apabila kita
punya kebiasaan tidur setelah salat subuh.
Baca Juga: Bahagianya Menyandarkan Hidup Kepada Allah
3. Tidur setelah salat asar itu makruh
Secara Bahasa, makruh berarti
sesuatu yang dibenci. Menurut sebagian ulama salaf, tidur setelah asar ini
merupakan sesuatu yang dibenci oleh Allah Swt. mengingat di waktu asar ini
banyak hal kebaikan yang bisa dikerjakan, misalnya berzikir atau menuntut ilmu.
4. Tidur setelah asar bisa menimbulkan
perasaan tidak nyaman
Imam Ibnu Abi Syaibah rahimahullah
menyebutkan bahwa tidur setelah asar dapat membuat pelakunya mengalami was-was
atau kegelisahan dalam diri. Sementara itu, dalam buku Pola Makan Rasulullah:
Makan Sehat Berkualitas Menurut Al Quran dan As Sunnah oleh Abdul Basith
Muhammad as Sayyid, disebutkan bahwa Imam Ahmad pun tidak menyukai tidur
setelah asar. “Aku sangat tidak menyukai seseorang tidur setelah asar, karena
aku mengkhawatirkan akalnya.”