Hujan adalah nikmat sekaligus rezeki yang Allah Swt.
turunkan bagi makhluk hidup di dunia. Dari air hujan maka tumbuh berbagai macam
tanaman. Dari air hujan maka mengalirlah sungai-sungai yang bermanfaat. Dari air
hujan, manusia bisa mencuci, memasak, dan memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Tentunya masih banyak manfaat air hujan yang tak bisa disebut satu
persatu.
Tak terbayang jika Allah Swt. menahan air hujan. Betapa bumi
akan kering kerontang. Betapa tanaman dan hewan akan mati perlahan. Dan betapa
sengsaranya kehidupan manusia. Sungguh, air hujan adalah karunia Allah Swt.
yang teramat besar. Maka, sudah sewajarnya kita bersyukur dan berbahagia dengan
hadirnya air dari langit.
Maka, tak heran bahwa Rasulullah saw. mengajari kita untuk
berdoa saat hujan turun menyapa bumi. “Allahumma Shoyyiban Naafia’an. Ya Allah,
turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.” (H.R. Bukhari).
Baca Juga: Hal-Hal yang Boleh Dilakukan Ketika Salat
Mengingat pentingnya hujan untuk kehidupan manusia, tumbuhan,
serta hewan, maka Rasulullah saw. menganjurkan untuk mengerjakan salat istisqa
untuk meminta turunnya hujan kepada Allah Swt. Apalagi saat musim kering atau
hujan yang sudah lama tak kunjung turun.
Lalu, bagaimana
caranya mengerjakan salat istisqa?
Hal yang pertama adalah membaca niat salat istisqa. Yaitu:
Ushalli sunnatal
istisqa’i rak’ataini (imaaman/ma’muman) lillahi ta’ala. (Artinya: Aku sengaja
salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta’ala).
Dirangkum dari buku Fiqih Sunah karya Sayyid Sabiq, berikut
tata cara salat untuk meminta hujan:
1. Salat dilakukan sebanyak 2 rakaat secara
berjemaah di waktu-waktu yang diperbolehkan.
2. Salat istisqa tanpa azan dan iqamat.
3. Dianjurkan dikerjakan di lapangan terbuka.
4. Tata cara salatnya seperti salat Hari Raya,
yakni rakaat pertama bertakbir 7 kali dan rakaat kedua bertakbir 5 kali.
Baca Juga: Salat Bagi Orang yang Sakit
5. Rakaat pertama membaca surah Al-Fatihah dan Al-A’la
secara jahr/dikeraskan.
6. Rakaat kedua membaca surah Al-Fatihah dan
Al-Ghashiyah secara jahr/dikeraskan.
7. Setelah salat, imam memberikan khutbah. Namun,
bisa juga melakukan khutbah sebelum salat.
8. Dianjurkan untuk menggunakan pakaian yang biasa
(bukan pakaian yang bagus seperti saat salat Hari Raya).
9. Setelah khutbah, semua Jemaah salat dianjurkan
untuk membalikkan posisi baju/selendang atas mereka (yang kanan diletakkan di
sebelah kiri dan yang kiri diletakkan di sebelah kanan), kemudian berdoa
menghadap kiblat dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi.
Ibnu Abbas r.a. menceritakan, “Nabi berangkat ke tanah lapang dengan penuh
tawadhu, mengenakan pakaian lusuh, berjalan perlahan dan penuh ketundukan. Lalu
salat dua rakaat seperti salat Hari Raya, tetapi tidak menyampaikan khutbah
seperti khutbah kalian ini.” (H.R. Al-Khamsah). Hadits ini disahihkan oleh
Tirmidzi, Abu ‘Uwanah, dan Ibnu Hibban.
Baca Juga: Salat Taubat dan Tata Caranya
Doa-doa dalam salat istisqa
Syafi’I berkata, “Diriwayatkan dari Salim bin Abdullah dari
ayahnya dari Nabi saw., bahwa apabila beliau memohon hujan, beliau membaca doa …
Allāhummasqinā
ghaitsan mughītsan hanī’an marī’an (lan riwayat murī’an) ghadaqan mujallalan
thabaqan sahhan dā’iman. Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj’alnā minal qānithīn.
Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal
juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika.
Allāhumma anbit lanaz
zar’a, wa adirra lanad dhar’a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min
barakātil ardhi. Allāhummarfa’ ‘annal jahda wal jū’a wal ‘urā, waksyif ‘annal
balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka. Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta
ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā.”
Baca Juga: Efek Nyata Salat Khusyuk dalam Kehidupan
Artinya: “Ya Allah,
turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat,
banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi. Ya Allah, turunkan kepada
kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan.
Ya Allah, sungguh
banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami
bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu.
Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada
kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah
bumi-Mu.
Ya Allah, angkat dari
bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami
bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu. Ya Allah, sungguh kami memohon ampun
kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan
deras dari langit-Mu.”