Muharam adalah bulan pertama di kalender Hijriah dan tanggal
1 Muharam merupakan Tahun Baru agama Islam. Selain itu, di tanggal 1 Muharam
pun menjadi awal sejarah Rasulullah Saw. hijrah dari Mekah ke Madinah pada
tahun 622 Masehi. Perlu diketahui, lafaz muharam artinya dilarang. Maksudnya, di
bulan ini dilarang untuk berperang dan menumpahkan darah.
Di bulan Muharam ini ada puasa sunah yang utama untuk
dikerjakan oleh umat Islam. Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa rasulullah Saw.
pernah ditanya, “Selain salat fardhu,
salat apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Salat tengah malam.” Beliau
ditanya lagi, “Selain puasa Ramadan, puasa apa yang paling utama?” Beliau
menjawab, “Puasa di bulan Allah yang kalian sebut dengan bulan Muharam.” (H.R.
Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud).
Baca Juga: Puasa Sunah Boleh Dibatalkan? Begini Penjelasan Rasulullah
Puasa sunah yang bisa dikerjakan di bulan Muharam adalah
puasa Asyura yang bertepatan dengan tanggal 10 Muiharam. Namun, para ulama
menyebutkan bahwa puasa Asyura ini ada tiga tingkatan, yakni:
1. Puasa selama tiga hari, yakni: tanggal 9, 10,
dan 11 Muharam
2. Puasa selama dua hari, yakni: tanggal 9 dan 10 Muharam
3. Puasa hanya satu hari, yakni hanya tanggal 10
Muharam
Puasa Asyura ini merupakan puasa sunah yang biasa dikerjakan
oleh Rasulullah Saw. Aisyah ra. menceritakan, “Hari Asyura adalah hari di mana orang-orang Quraisy berpuasa pada masa
jahiliah. Rasulullah juga biasa berpuasa di hari itu. Ketika Rasul Saw. datang
di Madinah, beliau tetap berpuasa di hari itu (Asyura) dan menyuruh orang-orang
untuk berpuasa. Maka, setelah puasa Ramadan diwajibkan, Rasul Saw. bersabda, ‘Siapa
yang ingin berpuasa di hari Asyura, maka berpuasalah. Dan siapa yang tidak
ingin puasa, maka jangan berpuasa.” (Muttafaq ‘alaih).
Selain itu, puasa Asyura pun merupakan bentuk penghormatan
kepada Nabi Musa as. Hal tersebut dijelaskan dalam hadits Muttafaq ‘alaih yang
telah disepakati kesahihannya oleh para ulama. Berikut haditsnya:
Ibnu Abbas ra. menceritakan, “Nabi Saw. datang ke Madinah dan beliau mengetahui orang-orang Yahudi
berpuasa pada hari Asyura. Lantas Nabi Saw. bertanya, ‘Ada apa ini?’ Mereka
menjawab, ‘Hari ini hari baik. Di hari ini, Allah menyelamatkan Nabi Muasa as.
dan bani Israel dari musuh mereka, hingga Nabi Musa as. berpuasa di hari
Asyura.’ Maka, Rasulullah Saw. bersabda, ‘Aku lebih berhak menghormati Musa
dibandingkan kalian.’ Kemudian beliau berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh
kaum muslimin berpuasa.’”
Baca Juga: 7 Adab Bertamu dan Bersilaturahmi
Terkait puasa di tanggal 9 Muharam atau yang disebut puasa
Tasu’a, ada dalilnya dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam
Muslim berikut ini:
“Seandainya aku masih hidup
hingga tahun depan, maka aku akan berpuasa pada hari kesembilan (juga). Yakni berpuasa
di hari ke sembilan dan juga di hari Asyura.” (H.R. Ahmad dan Muslim). Ibnu
Abbas berkata, “Hanya saja Rasulullah
telah wafat sebelum hari Asyura berikutnya.”(H.R. Muslim dan Abu Dawud).
Dari pembahasa di atas, puasa sunah Tasu’a dan Asyura di
bulan Muharam merupakan anjuran yang langsung datang dari Rasulullah Saw. Tentu
saja mengerjakannya akan mendapatkan pahala. Semoga kita termasuk umat yang
menjaga ibadah fardhu dan merawat ibadah sunah. Aamiin.