Beribadah dengan rajin merupakan salah satu cara untuk meraih derajat ketakwaan di sisi-Nya. Beribadah pun merupakan cara untuk mengumpulkan pahala agar bisa memasuki surga-Nya. Namun, tahukah Sahabat, ternyata ada orang yang terlihat rajin ibadah tetapi malah masuk ke dalam neraka. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ternyata jawabannya ada dalam hadis berikut ini!
Dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah saw., ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah suka salat malam, suka puasa di siang hari, suka mengerjakan (berbagai kebaikan) dan bersedekah, hanya saja ia suka mengganggu para tetangganya dengan lisannya?’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka.’” (H.R. Bukhari, Ahmad, Al-Hakim, Ibnu Hibban, dan Al-Albaniy).
Menjaga Lisan Agar Selamat
Lidah memang tidak bertulang. Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan lidah kita. Bila tak pandai menjaga lidah, maka bisa jadi lidah menggelincirkan kita ke dalam neraka. Salah satu bentuk penjagaan kita terhadap lidah adalah dengan tidak membicarakan aib orang lain alias berghibah atau bergosip. Ghibah merupakan obrolan jahat yang dilontarkan kepada orang yang tidak hadir dalam pembicaraan tersebut.
Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk tidak membicarakan keburukan orang lain. Dalam surah-Nya Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Q.S. Al-Isra’: 36)
Baca Juga: Tata Cara Puasa Daud
Lisan yang terjaga rupanya bisa membuat kita selamat. Bila tak mampu menjaga lisan dengan bijak, maka bersiaplah dengan siksa yang teramat pedih di neraka-Nya. Hal itu sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw. dari Abu Hurairah r.a. berikut ini:
“Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Menjaga Lisan dengan Diam
Gara-Gara lisan, seseorang bisa mendapatkan keridaan Allah Swt dan mendapatkan surga. Sebaliknya, gara-gara lisan pula, maka seseorang bisa mendapatkan kemurkaan Allah Swt. serta mendapatkan neraka. Sehingga kita dianjurkan untuk diam dari kata-kata yang buruk, baik itu ghibah, hinaan, caci maki, hingga fitnah. Diamlah dan jagalah lisan. Karena dengan diam, maka kita akan selamat.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka diamlah.”(Muttafaqun ‘alaihi).
Imam Asy-Syafi’i menjelaskan makna hadits di atas adalah, “Jika engkau hendak berkata maka berfikirlah terlebih dahulu, jika yang nampak adalah kebaikan maka ucapkanlah perkataan tersebut, namun jika yang nampak adalah keburukan atau bahkan engkau ragu-ragu maka tahanlah dirimu (dari mengucapkan perkataan tersebut).” (Asy-Syarhul Kabir ‘alal Arba’in An-Nawawiyyah).
Baca Juga: Sunah-Sunah Menjadi Muazin
Sahabat, sudahkah memiliki aplikasi Rumah Zakat App? Dengan menggunakan aplikasi Rumah Zakat App, maka Sahabat akan lebih mudah dalam menunaikan zakat, infak, sedekah, hingga donasi kemanusiaan untuk Palestina.
Klik di sini untuk unduh aplikasi Rumah Zakat App melalui Playstore. Sementara jika menggunakan Appstore bisa klik di sini. Yuk gunakan Rumah Zakat App untuk kebaikan sehari-hari!