MENUTUP AIB ORANG LAIN

oleh | Sep 29, 2023 | Inspirasi

Manusia memang tidak luput dari dosa. Karena berada di
antara fujur atau sifat buruk yang
bersemayam di dalam diri dan takwa yang berarti potensi kebaikan dalam diri,
maka sebenarnya manusia bisa saja melakukan hal buruk atau baik. Manusia bukanlah
malaikat yang selalu taat dan tidak pernah ingkar dari perintah-Nya. Begitu pun
manusia juga bukan setan yang selalu ingkar dan tak pernah taat kepada Allah Azza wa Jalla. Namun, manusia diberi
kesempatan untuk memilih. Apakah akan memilih jalan fujur atau jalan takwa? Semua kembali kepada pilihan masing-masing.
Dan pilihan itulah yang kelak akan dihisab di Yaumil Akhir.

Nah, Sahabat, karena manusia berpotensi condong pada jalan fujur, maka sudah pasti ia akan lebih
dekat dengan dosa. Dosa sejatinya adalah efek yang ditimbulkan akibat melanggar
aturan Allah Swt. Dan dosa ini sebenarnya adalah aib yang bisa membuat malu
pelakunya jika diketahui oleh orang lain. Tentunya kita tidak boleh menganggap
sepele dosa meski hanya dosa yang mungkin tampak remeh atau kecil. Di mata
Allah Swt., dosa tetaplah dosa. Maka, seharusnya kita harus buru-buru
beristigfar dan memohon ampunan jika lalai dan melakukan sebuah dosa.

Baca Juga: Macam-Macam Dosa Besar yang Harus Dijauhi

Anjuran Menutup Aib

Dewasa ini banyak orang yang sengaja mengumbar aib sendiri
kepada khalayak ramai. Entah itu melalui media sosial atau langsung di dunia
nyata. Aib serta dosa-dosa yang dilakukan ibarat bahan pembicaraan yang
menarik. Mereka yang mengumbar aib sendiri sebagai bahan obrolan seakan-akan
telah putus urat malunya. Padahal, Allah Swt. sudah menjaga aibnya agar tidak
diketahui orang lain. Mirisnya, malah mereka sendiri yang membuka aib.

Rasulullah saw. pernah bersabda bahwa, “Setiap umatku dimaafkan, kecuali orang-orang yang menampak-nampakkan
kejahatannya sendiri. Di antara perbuatan menampakkan keburukan sendiri adalah
melakukan suatu perbuatan di waktu malam, kemudian di pagi harinya Allah Swt.
telah menutupi keburukannya itu, namun ia berkata, ‘Hai fulan, aku tadi malam
berbuat demikian dan demikian.’ Di malam harinya Allah telah menutupi celanya,
namun di pagi harinya ia membuka tabir Allah padanya.” (H.R. Muttafaq
‘Alaih).

Baca Juga: Baca Doa Ini Agar Terhindar dari Sifat Dengki

Tak hanya itu, selain mengumbar aib sendiri, aib orang lain
pun seakan menjadi santapan lezat dalam setiap perbincangan. Ya, ghibah adalah wadahnya. Melalui ghibah, aib-aib orang lain pun diumbar
dengan begitu seru dan mudah. Mereka lupa bahwa malaikat Atid tengah mencatat
amal buruk mereka.

Sahabat, sebenarnya Allah Swt. menyuruh kita untuk menutup
aib sendiri dan orang lain. Di dalam hadits sahih riwayat Imam Muslim dari Abu
Hurairah r.a., Rasulullah saw. pernah bersabda bahwa jika kita menutup aib
orang lain di dunia, maka kelak Allah Swt. akan menutup aib kita di akhirat.

Ibnu Hurairah pernah berkata para dai untuk menutupi aib
orang lain yang bermaksiat dengan sungguh-sungguh. Menurut Ibnu Hurairah,
menampakkan aib-aib orang yang bermaksiat di hadapan publik merupakan sebuah
cacat serta dosa bagi umat Islam. Padahal, kita disuruh untuk menutupi aib-aib
tersebut.

Mengapa Harus
Menutupi Aib Sendiri dan Orang Lain?

Tentu karena itu adalah perintah Allah Swt. dan Rasulullah
saw. Dalam surah Al-Hujurat ayat 12, Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian
yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati?”

Di ayat tersebut dikatakan bahwa menggunjing orang lain
(ghibah) dengan membuka aib-aib seperti halnya memakan saging saudara yang
sudah mati. Tentu kita akan sangat jijik jika memakan bangkai. Bila kita
membicarakan keburukan orang lain, maka sejatinya kita tengah memakan bangkai. Naudzubillah.

Baca Juga: Cara Mudah Menabung Agar Dapat Berkurban Setiap Tahunnya

Selain itu, alasan lainnya adalah agar aib-aib atau
kemaksiatan orang lain tidak menjadi sesuatu hal yang lumrah atau hal yang
biasa terjadi. Bayangkan jika aib berzina diumbar-umbar, maka akan terpikir
bahwa zina itu adalah hal yang sudah biasa terjadi di masyarakat. Tentu dikhawatirkan
akan terjadi normalisasi hal-hal yang buruk. Ini bahayanya.

Sikap Kita Bila
Mengetahui Aib Orang Lain

Bilamana kita mengetahui aib orang lain maka sikap kita
adalah mengingatkan orang yang bersangkutan. Tugas kita sebagai seorang muslim
adalah amal ma’ruf nahi mungkar. Menyeru
pada kebaikan dan mencegah pada keburukan. Jika orang lain ketahuan melakukan
maksiat, maka kita harus mencegah perbuatan itu terjadi dengan menggunakan
tangan kita, lisan kita, dan selemah-lemahnya dengan doa kita.

Jika kita telah menasihatinya, maka jangan umbar aib saudara
muslim kita kemana-mana apalagi hanya sebatas untuk bahan obrolan bersama
teman. Namun, kita bisa mengungkapkan aib orang lain kepada orang yang tepat
apabila mengancam keselamatan diri atau orang lain. Misalnya, kita mengetahui
bahwa Si A suka menipu, maka kita berkewajiban memberitahu orang lain agar
berhati-hati dengan Si A.

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
1
+1
1