MENELISIK BANJIR BESAR PADA ZAMAN NABI NUH

oleh | Aug 22, 2023 | Inspirasi

Al-Qur’an telah menceritakan kisah bencana banjir yang
menimpa kaum Nabi Nuh a.s. sebagai bentuk hukuman karena ketidaktaatan mereka terhadap
ajaran Allah Swt.

“Dan (telah Kami
binasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan
mereka dan kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami
telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih.” (Q.S. Al-Furqan:
37).

Di surah yang lain pun dikisahkan hal serupa. Allah Sw.
berfirman, “Hingga apabila perintah Kami
datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman, ‘Muatkanlah ke dalam
bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan
keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan
(muatkan pula) orang-orang yang beriman.’ Dan tidak beriman bersama dengan Nuh
itu kecuali sedikit.” (Q.S. Hud: 40).

Baca Juga: Siapa Itu Ya’juj dan Ma’juj?

Selain ayat-ayat di atas, kisah Nabi Nuh a.s. dengan banjir
besarnya pun diabadikan dalam surah Hud ayat 41-49 dan surah Al-Mukminun ayat
23-30.

Ternyata, kandungan ayat-ayat Al-Qur’an mengenai kisah Nabi
Nuh a.s. yang terjadi di masa lampau sesuai dengan ilmu sejarah modern dan
penemuan arkeologi di masa terkini.

Pembuktian Banjir
Besar

Seperti yang dirangkum dari buku Mukjizat Al-Qur’an yang Tak
Terbantahkan karya Yusuf Al-Hajj Ahmad, salah satu pembuktian banjir besar pada
masa Nabi Nuh a.s. adalah misi yang dipimpin oleh ilmuan yang bernama Sir Leonard
Wally pada tahun 1920. Ia beserta tim dari Museum British dan Universitas
Pensylvania dari Amerika melakukan penggalian di Tal Abid di bagian utara Kota
Irak.

Pada misi kali itu, ternyata ditemukan dalam lapisan lumpur alluvial
adanya sebuah bejana yang terbuat dari tanah liat dan patung yang terkubur. Tak
hanya itu, mereka pun menemukan bagian dari lumpur yang masih memiliki jejak
dari alang-alang.

Baca Juga: Di Manakah Ruh Tinggal Setelah Meninggal Dunia?

Wally dan tim kemudian melakukan penelitian mikroskopis dari
barang-barang yang ditemukan pada sejumlah lumpur alluvial. Wally lalu menyatakan
bahwa dari barang-barang temuan tersebut terdapat bukti adanya bahan-bahan yang
telah tersapu oleh air bah hingga wilayah Sungai Eufrat. Sementara itu, perihal
ketinggian banjir besar yang terjadi pada zaman Nabi Nuh a.s. adalah berkisar
25 kaki atau sekitar 7,62 m.

Wally lalu menyatakan bahwa banjir yang terjadi di zaman
Nabi Nuh a.s. tidak menutupi seluruh permukaan bumi. Meski tidak seluruh
wilayah terkena banjir besar, akan tetapi dampaknya melanda seluruh sungai
Tigris dan Eufrat.

Banjir besar Nabi Nuh a.s. hanya menggenangi seluruh wilayah
yang dihuni penduduk dan wilayah yang terletak di antara pegunungan di timur
dan seluruh pegunungan padang pasir di wilayah barat. Padahal, pada saat itu, hanya
itulah wilayah yang dihuni oleh manusia.

Setelah banjir besar usai dan banjir telah surut, menurut
buku The Planet We Live in karya Ruth Moore, penduduk yang ada di wilayah
lembah mencatat kisah banjir besar pada 12 piringan tanah. Penduduk tersebut
menyebutkan bahwa seluruh penduduk yang bermukim telah tenggelam, kecuali satu
orang saleh yang membangun sebuah bahtera raksasa dan mengisi anggota
keluarganya di dalam kapal itu beserta beberapa hewan. Hanya mereka dalam
bahtera itu yang ditakdirkan untuk selamat.

Baca juga: Mengenal Pohon-Pohon Surga

Sehingga adanya kecocokan antara pembuktian arkeologis
dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Bahwa ini pun membuktikan kebenaran mukjizat Al-Qur’an
yang mulia. Termasuk kita pun jadi mengetahui bahwa banjir besar pada masa itu
hanya menimpa kaum Nabi Nuh a.s. saja. Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan
bahwa banjir besar telah menutupi seluruh dunia. Dan tidak ada pembuktian
secara ilmiah bahwa pada masa itu manusia telah hidup tersebar di seluruh
permukaan bumi.

Sehingga bisa diambil kesimpulan, bahwa pada zaman dulu jumlah
manusia masih terbatas dan tidak sebanyak sekarang. Mereka yang hidup di masa
itu hanya tinggal di sebagian wilayah yang diceritakan di atas. Dan wilayah
itulah yang hanya diterjang banjir deras dengan sangat dahsyat. Wallohu’alam bishawab.

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0