HAL-HAL YANG BOLEH DILAKUKAN KETIKA SALAT (BAGIAN 2)

oleh | May 16, 2023 | Inspirasi

Ibadah salat diperhatikan secara khusus dalam ajaran Islam.
Salat pun merupakan ibadah yang teramat penting. Saking pentingnya, baik dalam
kondisi sakit, sedang safar, atau dalam kondisi bahaya sekalipun, umat muslim tidak
boleh meninggalkan salat.

Allah Swt. berfirman, “Peliharalah
semua salat dan salat wustha (asar). Laksanakanlah (salat) karena Allah dengan
khusyuk. Jika kamu takut (ada bahaya), salatlah sambil berjalan atau berkendaraan.
Jika telah aman, maka ingatlah Allah (salatlah) sebagaimana Dia telah
mengajarkan kepadamu apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 238-239).

Baca Juga: Hal-Hal yang Boleh Dilakukan Ketika Salat (Bagian 1)

Saking pentingnya salat, Nabi Ibrahim a.s. pun memohon
kepada Allah agar ia bersama anak-cucunya dijadikan orang-orang yang menegakkan
salat. Nabi Ibrahim a.s. berkata, “Ya
Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang senantiasa
melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Q.S. Ibrahim: 40).

Dalam melaksanakan salat, ada hal-hal yang diperbolehkan
untuk dilakukan. Di tulisan sebelumnya, telah dibahas tiga hal (untuk membacanya
klik di sini). Nah, di tulisan ini akan dibahas poin selanjutnya.

4. Berjalan sedikit karena
Ada Keperluan

Diperbolehkannya berjalan sedikit ketika salat pernah dilakukan
oleh Rasulullah Saw. Hal itu dikisahkan oleh istri Rasul, Aisyah ra. “Rasulullah Saw. sedang salat di rumah dan
pintu dalam keadaan terkunci. Aku datang dan meminta supaya pintu dibukakan. Beliau
berjalan membuka pintu lalu kembali ke tempat salatnya.” Selanjutnya Aisyah
menceritakan bahwa pintu itu berada di sebelah arah kiblat. (H.R. Ahmad, Abu Dawud,
Nasa’i, dan Tirmidzi yang menurutnya hadits ini hasan).

 Maksud dari “pintu
itu berada di sebelah arah kiblat” ialah ketika Nabi Saw. pergi ke pintu atau
pada saat kenbali ke tempat semula beliau tidak sampai berpaling dari kiblat.

Diperbolehkan berjalan sedikit selama tidak membelakangi
kiblat atau mengubah posisi salat yang seharusnya menghadap kiblat. Menurut Al-Hafiz
dalam kitab Fathul Bari, para ulama sepakat apabila berjalannya banyak, maka
salat fardhunya batal.

5. Menggendong anak
kecil

“Nabi Saw. pernah
mengerjakan salat dan Umamah, putri Zainab, yakni putri Nabi Saw., ada di
pundak beliau. Jika Nabi Saw. rukuk, beliau meletakkan anak itu dan jika berdiri
dari sujud, beliau mengangkatnya dan meletakkannya kembali di atas pundaknya.”
Amir mengatakan, “Aku tidak menanyakan tentang salat apa yang beliau lakukan
itu.” Ibnu Juraij berkata, “Aku diberitahukan oleh Zaid bin Abu ‘Itab dari Amr
bin Sulaim bahwa salat itu adalah salat subuh.” Abu Abdurrahman, yakni Abdullah
bin Imam Ahmad, mengatakan bahwa Ibnu Juraij melilai sanad hadits ini baik. Yang
dimaksud dengan Ibnu Juraij ini adalah orang yang menyebutkan bahwa itu adalah
salat subuh.” (H.R. Ahmad, Nasa’I, dan lainnya).

Baca Juga: Salat Sambil Memikirkan Hal-Hal di Luar Salat Apakah Sah?

6. mengucapkan salam
atau mengajak bicara orang yang sedang salat, dan orang yang sedang salat
tersebut boleh menjawab dengan isyarat

Ibnu Umar
meriwayatkan, “Aku bertanya kepada Bilal, ‘Bagaimanakah cara Nabi Saw. menjawab
salam kepada orang-orang yang memberinya salam pada saat beliau sedang salat?’
Bilai menjawab, ‘Caranya adalah dengan memberi isyarat dengan tangannya.’”
(H.R. Ahmad ada Ash-habus Sunan).
Menurut Tirmidzi hadits ini sahih. Memberi
isyarat dengan jari, tangan, atau anggukan kepala semuanya pernah dilakukan
oleh Nabi Saw.

(Bersambung ke bagian 3)

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0