Akhlak Rasulullah Saw. itu memang begitu indah. Ia menyeru
ke jalan kebaikan dengan cara yang menawan. Ia pun bersabar kepada orang yang
membenci jalan dakwahnya dan tetap menebar kebaikan dengan penuh kasih. Ya,
Rasulullah Saw. adalah teladan terbaik sepanjang zaman. Dan apa yang dilakukan
Rasulullah Saw. bisa kita teladani. Salah satu yang bisa kita teladani adalah
cara Rasulullah Saw. mengajari anak-anak salat dan azan.
Cara Rasulullah
Mengajari Anak-Anak Salat
1. Nabi Saw. memerintahkan salat di usia tujuh
tahun dan memukul di usia sepuluh tahun
Perihal mengajari anak-anak untuk salat ini ada dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ad-Darimi. Berikut
haditsnya:
Rasulullah Saw. bersabda, “Ajarilah anak kalian salat sejak usia tujuh tahun dan pukullah ia
karena meninggalkannya bila telah berusia sepuluh tahun.”
Baca Juga: Mengenal 9 Pedang Rasulullah Saw
Dari hadits di atas kita bisa belajar dari Rasulullah Saw.,
bahwa anak-anak yang sudah berusia tujuh tahun (mumayyiz) maka harus sudah mulai diperintahkan untuk salat. Tentu
agar anak tidak kaget ketika usia tujuh tahun sudah diajarkan dan diperintahkan
untuk salat, maka sedari dini harus diperkenalkan lebih dulu dengan salat.
Ajaklah anak yang berusia balita untuk melihat orangtua/keluarganya
salat dan mengajak anak untuk salat berjemaah di masjid misalnya. Dengan
membiasakan sedari dini, maka anak pun akan tertanam di dalam memorinya bahwa
salat itu adalah hal yang penting. Maka, cara ini pun akan meminimalisir
penolakan anak terhadap salat. Anak akan patuh dan tidak akan meninggalkan
salat. Sehingga tidak perlu dipukul ketika anak berusia sepuluh tahun apabila
meninggalkan salat.
Menyoal pukulan bagi anak yang meninggalkan salat tentu
bukan pukulan yang menyiksa hingga anak menderita dan terluka, serta bukan pula
pukulan yang mengenai wajah. Selain itu, tidak memukul lebih dari sepuluh kali
seperti yang disampaikan oleh syariat. Pukullah dengan pukulan yang ringan yang
membuat anak menjadi termotivasi untuk lebih taat kepada Allah. Bukan pukulan
yang membuat anak benci pada orangtuanya atau bahkan benci kepada Islam.
2. Nabi Saw. memerintahkan anak-anak untuk
meluruskan shaf salat
Nabi Saw. juga memerintahkan agar anak-anak meluruskan shaf salatnya. Ibnu Mas’ud berkata, “Dahulu Rasulullah mengusap pundak kami
sebelum salatnya dan bersabda, ‘Luruskanlah shaf kalian dan janganlah kalian
berselisih sehingga hati kalian pun berselisih.” (H.R. Muslim).
3. Nabi Saw. memerintahkan anak-anak untuk
tidak menoleh saat salat
Selain mengajarkan anak-anak untuk meluruskan shaf salat, Rasul Saw. pun memerintahkan
anak-anak untuk tidak menoleh saat salat. Rasulullah Saw. bersabda, “Hal ini adalah tindakan pencurian yang
dilakukan oleh setan terhadap salat seorang hamba.” (H.R. Bukhari).
4. Nabi Saw. mengajari anak-anak hal-hal yang
diperlukan dalam salat
Rasulullah Saw. juga mengajari anak-anak doa yang diucapkan
dalam salat. Misalnya adalah doa dalam salat witir yang diajarkan Rasulullah
Saw. kepada cucunya Al-Hasan.
Baca Juga: Gaya Hidup Minimalis Ala Rasulullah Saw.
5. Nabi Saw. sering membawa anak-anak untuk
salat
Selain itu, Rasul Saw. pun sering mengajak anak-anak untuk
salat berjemaah. Rasulullah Saw. saking sayang dan kagumnya kepada anak-anak biasanya
mengusap pipi anak-anak. Jabir bin Samurah berkata, “Aku salat Zuhur bersama Rasulullah kemudian beliau keluar menuju ke
tempat keluarganya dan aku pun ikut keluar. Di luar, beliau disambut oleh
anak-anak. Beliau pun mengusap pipi mereka seorang demi seorang hingga
sampailah pada giliranku. Beliau mengusap pipiku dan ternyata kurasakan tangan
beliau begitu sejuk dan harum baunya seakan-akan beliau baru dikeluarkan dari
kantong yang berisikan parfum.” (H.R. Muslim).
6. Nabi Saw. menempatkan anak-anak di barisan
sebelah kanan
Untuk menyemangati anak-anak salat, Rasulullah Saw. pun menempatkan
anak-anak di barisan sebelah kanan di dekat beliau meskipun anak-anak itu masih
muda. Hal itu seperti yang dilakukan Rasulullah Saw. pada Anas bin Malik.
Cara Rasulullah
Mengajari Anak-Anak Salat
Abu Mahdzurah berkisah, “‘Aku
beserta sepuluh orang remaja berangkat bersama Nabi Saw. dan rombongan. Pada saat
itu, Nabi Saw. adalah orang yang paling kami benci. Kami kemudian menyerukan
azan dan kami yang sepuluh orang remaja ikut pula menyerukan azan dengan maksud
mengolok-olok mereka. Nabi Saw. bersabda, ‘Bawa kemari sepuluh orang remaja
itu!’ Beliau memerintahkan, ‘Azanlah kalian!’ Mereka pun menyerukan suara azan,
sedang aku adalah salah seorang di antara mereka.’
Nabi Saw. bersabda, ‘Alangkah
baiknya suara anak remaja yang baru kudengar suaranya ini. Sekarang pergilah
kamu dan jadilah juru azan buat penduduk Mekah.’ Nabi bersabda demikian seraya
mengusap ubun-ubun Abu Mahdzurah, kemudian beliau mengajarinya azan dan
bersabda kepadanya, ‘Tentu engkau sudah hafal bukan?’ Adalah Abu Mahdzurah
tidak mencukur kepalanya karena Rasulullah waktu itu memegangnya.” (H.R.
Ahmad).
Baca Juga: Pesan Rasulullah Tentang Manfaatnya Sedekah
Dari hadits di atas, Rasulullah Saw. tidak memarahi dan
mencela anak-anak remaja yang mengolok-olok Nabi Muhammad Saw. dengan azan. Bahkan,
Rasulullah Saw. dengan ramah dan lembutnya merangkul anak-anak remaja tersebut.
Dan diantara anak-anak itu bahkan ada yang diminta mengumandangkan azan karena
suaranya yang merdu padahal belum masuk Islam.
Begitulah akhlak Rasulullah Saw. dalam mengajarkan anak-anak
salat dan azan. Tidak ada kekerasan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Bahkan
Rasul Saw. menggunakan cara penuh kelembutan dan kasih sayang. Sehingga anak-anak
dan remaja merasa dihargai dan disayangi. Akhirnya mereka pun mau menerima Islam
dengan hati yang ikhlas penuh cinta.
Masyaallah!