Utang wajib hukumnya untuk dibayar atau dilunasi. Dikatakan zalim dan berdosa apabila ia tidak melunasi atau menunda-nunda membayar
utangnya sementara ia mampu membayarnya dengan segera.
Rasulullah saw. bersabda, “Orang kaya yang mengulur-ngulur bayar utang itu zalim …” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dalam Islam, berutang itu diperbolehkan, asalkan dalam utang itu tidak mengandung riba. Riba itu haram dan dilarang oleh Allah Swt. Dalam firman-Nya surah Al-Baqarah ayat 275, “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
Baca Juga: Benarkah Utang Semasa Hidup Dibawa Mati?
Sementara itu, Rasul saw. bahkan melaknat orang yang berkecimpung dalam aktivitas yang mengandung riba. Dari Jabir r.a., Rasulullah
saw. bersabda, “Rasulullah saw. melaknat pemakan riba (rentenir), penyetor riba (nasabah yang meminjam), penulis transaksi riba (sekretaris) dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba.” Kata beliau, “Semuanya sama dalam dosa.” (H.R. Muslim).
Oleh karena itu, bersegeralah melunasi utang yang dimiliki, termasuk utang yang mengandung riba. Tak lupa perbanyaklah bertaubat kepada Allah Swt. karena telah terjerat utang riba. Dan apabila utang riba telah lunas, maka jangan pernah kembali terjerat dalam utang riba.
Menurut fatwa Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam Liqo’ Al Bab Al Maftuh, agar bisa segera melunasi utang yang mengandung riba, kita bisa meminta pinjaman tanpa riba kepada keluarga atau sahabat.
Baca Juga: Inilah Keutamaan Membantu Melunasi Utang Kaum Duafa
Doa Agar Cepat Lunas Utang
Sahabat, meskipun berutang itu diperbolehkan dalam Islam, akan tetapi janganlah mudah berutang untuk sesuatu yang tidak penting. Misalnya sengaja berutang untuk gaya hidup atau membeli sesuatu yang sebenarnya tidak penting. Selain itu, janganlah juga menjadikan berutang sebagai kebiasaan.
Bersyukurlah dengan kondisi yang ada saat ini agar Allah Swt. menambah kenikmatan kepada kita. Allah Swt. berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Jika terlanjur memiliki utang, maka berikhtiarlah sekuat mungkin untuk segera melunasinya. Selain itu, perbanyaklah berdoa kepada-Nya
agar utang kita pun lekas lunas. Berikut doa yang bisa diucapkan agar utang yang dimiliki bisa segera lunas.
1. Doa Agar Terlepas dari Pertolongan (Utang) kepada Orang Lain
Allahumma ya farijal ham kasyifal gham mujiba da’watal mudhthorriin rahmanad dunya wal akhirah warahimahuma anta tarhamuni farhamni rahmatan tughnini biha rahmati man siwak.
“Ya Allah, yang menghilangkan kerisauan, Maha Mengikis gundah gulana, Maha mengabulkan doa orang yang menderita. Engkau Maha Pengasih kepada seisi dunia dan akhirat dan menyayangi keduanya. Engkau mengasihiku, berilah aku rahmat yang membuatku tidak memerlukan lagi pertolongan selain dari-Mu.”
Baca Juga: Adab Berutang
2. Doa Memohon Karunia Agar Tidak Berutang
Allahummak fini bi halalika ‘an haramika wa aghnini bifadhlika ‘aman siwaka.
“Ya Allah! Cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Perkayalah aku dengan karunia-Mu (hingga aku tidak minta) kepada selain-Mu.” (H.R. Tirmidzi).
3. Doa Berlindung dari Lilitan Utang
Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazan, wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a’udzu bika min ghalabatid daini wa qahrir rijal.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.”
Baca Juga: Bayar Utang atau Zakat Dulu Ya?
4. Doa Memohon Utang Segera Lunas
Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.
“Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an).
Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.” (H.R. Muslim).