ARTI PENTING KEMANDIRIAN WANITA

oleh | Jun 5, 2023 | Inspirasi

Wanita adalah makhluk yang diistimewakan oleh Allah Swt. Bahkan,
dalam Al-Qur’an ada surah khusus yang diberi nama dengan wanita, yakni surah An-Nisa.
Di dalam surah tersebut banyak dibahas hal-hal yang berkaitan dengan wanita
beserta seluk-beluknya.

Sehingga, bisa kita ketahui bahwa wanita memang sosok yang
diistimewakan oleh Allah Swt. Jadi, dalam statusnya, wanita tidak lebih
inferior dari pria. Wanita dan pria memiliki kesamaan dan kesetaraan di sisi
Allah Swt., yang membedakan keduanya di mata Allah Swt. hanya nilai
ketakwaannya saja.

Wanita, khususnya bagi yang sudah menikah (istri), merupakan
mitra yang harmonis dalam keluarga. Artinya, baik pihak istri dan suami ada
kewajiban untuk saling dukung dalam hal kebaikan serta amal saleh. Oleh karena
wanita (para istri) merupakan mitra bagi suaminya dalam rumah tangga. Wanita (istri)
adalah partner yang setarara, maka wanita pun harus memiliki kemandirian.

Baca Juga: Bentuk Cinta Itu Namanya Kurban

kemandirian di sini bukan berarti bahwa wanita itu harus
bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan. Bukan, makna kemandirian
bagi para wanita tidak didefinisikan sesempit itu. Namun, kemandirian di sini
diartikan bahwa manita harus memiliki berbagai keterampilan yang bisa
membantunya mengaktualisasikan diri dan bernilai manfaat lebih bagi sesama.

Berbagai keterampilan pada wanita tersebut akan berguna
apabila suatu saat kondisi yang tidak diinginkan terjadi dalam keluarga. Misalnya,
apabila kepala keluarga meninggal dunia, sakit atau uzur syar’i yang membuatnya
tidak mampu mencari nafkah, atau pernikahan yang berakhir dengan perceraian,
maka dengan berbagai keterampilan yang dimiliki kaum wanita (termasuk para
istri) bisa membantu untuk menopang ekonomi keluarga.

Seperti yang dikutip dari buku Cerdas Mengelola Keuangan
Keluarga karya Dra. Sulastiningsih, M.Si., Islam memang tidak melarang wanita
untuk bekerja mencari nafkah, selama memang ia tidak mengabaikan tugas utamanya
sebagai seorang istri dan ibu bagi keluarganya.

Satu hal yang perlu kita ketahui, tugas mencari nafkah itu
tidak dibebankan kepada istri, akan tetapi menjadi tugas utama seorang suami. Kewajiban
mencari nafkah bagi kaum suami ini disampaikan Allah Swt. dalam Q.S At-Thalaq
ayat 7. “Hendaknya suami yang
berkemampuan memberikan nafkah sesuai kemampuannya.”

Baca Juga: Kurban Dulu atau Bayar Utang Dulu Ya?

Sementara tugas utama seorang istri adalah dalam hal
reproduksi. Dalam artian ia mengandung, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya. Tugas
utama para istri tersebut disampaikan-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 2 berikut
ini:

“Para ibu hendaklah
menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuannya, dan ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian
kepada para ibu tersebut dengan cara yang wajar.”

Namun, apabila sesuatu yang tidak diinginkan terjadi
(seperti yang disampaikan sebelumnya di atas), maka wanita harus mampu bersikap
mandiri, dalam artian ia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga tanpa
harus menggantungkan kepada orang lain. Sehingga, memang semenjak dini kaum
wanita diasah dan dibekali dengan berbagai keterampilan agar ia tetap berdaya.

Contoh nyata dari wanita yang berdaya dan mandiri di zaman
Rasulullah Saw. adalah Zainab, istri Ibnu Mas’ud yang membantu menafkahi
keluarganya dan anak-anak yatim yang ia santuni. Kemudian ada juga istri
Rasulullah Saw., yakni Khadijah ra., yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan professional.

Baca Juga: Bolehkah Berkurban Setelah Hari Raya Idul Adha?

Kemudian juga ada dua putri dari Nabi Syuaib as. yang
menjadi penggembala ternak milik ayahnya. Serta ada Zainab binti Jahsy yang
memiliki keterampilan menyamak dan menjahit kulit. Dari hasil kerajinannya, ia
pun menjual kepada orang-orang, dan dari uang hasil penjualannya, ia sedekahkan
untuk jalan Allah fi sabilillah.

Dengan kemandirian yang dimiliki kaum wanita, maka ia mampu
lebih bermanfaat bagi sesama. Wanita pun bisa lebih berdaya dan mampu berbuat
banyak kebaikan. Seperti yang disampaikan Aisyah ra. berikut ini, “Ternyata yang terpanjang tangannya di
antara kami adalah Zainab, sebab dia sudah terbiasa berusaha dengan tangannya
sendiri dan bersedekah.” (H.R. Muslim).

 

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0