Shalat adalah ibadah wajib bagi umat Islam. Shalat pun
merupakan ibadah yang pertama kali dihisab oleh Allah Swt. Rupanya, orang yang
melakukan shalat dengan cara berjamaah ternyata lebih utama dan bernilai pahala
tinggi dibanding mereka yang shalatnya seorang diri.
Rasulullah Saw bersabda, “Shalat
seseorang dengan seorang yang lain lebih baik daripada sendirian. Dan shalat
seorang diri dengan dua orang lebih baik daripada shalatnya bersama satu orang,
dan shalatnya seseorang dengan yang lebih banyak dari itu lebih Allah cintai.”
(H.R. Nasa’i).
Jika shalat dilakukan secara bersama-sama atau berjamaah
tentulah membutuhkan imam yang fungsinya menjadi pemimpin shalat. Ternyata ada
adab-adab menjadi imam shalat yang perlu kita ketahui. Sehingga kita pun bisa
lebih memerhatikan shalat berjamaah kita. Apa sajakah adabnya? Berikut kami
rangkum dari buku karya Dr. H. Aam Amiruddin yang berjudul Sudah Benarkah Shalatku?:
1. Imam harus memerhatikan kondisi makmum
Nabi Saw bersabda, “Jika salah seorang di antara kamu shalat dengan orang banyak (menjadi
imam), hendaklah dia meringankannya karena di antara mereka (makmum) ada yang
lemah, sakit, atau tua. Jika di shalat sendirian, bolehlah dipanjangkan
sekehendak hatinya.” (H.R. Jamaah dari Abu Hurairah r.a).
Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya aku sedang shalat, dan aku hendak memanjangkan bacaan. Namun,
tiba-tiba aku dengar tangisan anak, maka aku pendekkan bacaan shalatku karena
aku tahu betapa tidak tenang hati ibunya karena tangisan anaknya.” (H.R. Bukhari
dari Anas bin Malik r.a.).
2. Imam dianjurkan menghadap makmum sebelum
shalat
Hal tersebut merupakan disunnahkan agar
imam bisa melihat kondisi makmum dan melihat kondisi shaf shalat. Karena lurus
dan rapatnya barisan shalat adalah salah satu bagian dari kesempurnaan shalat. “Ketika shalat akan dimulai, Rasulullah Saw
menghadap kepada kami seraya berkata, ‘Luruskanlah barisan kalian.’” (H.R.
Bukhari dari Anas bin Malik r.a.).
Baca Juga: Hukum Sedekah Online
3. Imam dianjurkan menghadap makmum setelah
shalat
Setelah shalat, imam disunnahkan menghadap
ke makmum untuk berzikir. Jadi, imam tidak membelakangi makmum. “Nabi Saw
menghadapkan wajahnya pada kami setelah shalat.” (H.R. Bukhari dari Samurah bin
Jundab r.a.).
Selain menghadap ke makmum untuk berzikir,
Rasulullah Saw juga menghadap ke sebelah kanan dan kadang ke sebelah kiri. “Nabi Saw menjadi imam kami dan setelah
selesai lalu berbalik ke kanan atau ke kiri.” (H.R. Abu Daud, Ibnu Majah,
dan Tirmidzi).