Momen lebaran Idul Fitri memang identik dengan kegiatan
saling berkunjung ke rumah-rumah untuk bersilaturahmi. Biasanya tak hanya
berkunjung ke rumah-rumah tetangga, tapi juga ke kerabat di daerah lain. Terkait
silaturahmi, Rasulullah Saw. memang sudah memberitahu bahwa ada hikmah yang
luar biasa di dalamnya. Keutamaan silaturahmi ada dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari berikut ini,
“Barangsiapa ingin
dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia
menyambung tali silaturahmi,”
Rasulullah Saw.
juga mengajarkan kita agar tetap menjunjung adab ketika bertamu dan bersilaturahmi,
meskipun misalnya hanya ke tetangga atau keluarga dekat kita sendiri. Nah, apa
saja adabnya? Berikut redaksi telah menghimpun dari berbagai sumber:
1. Mengucapkan salam dan meminta izin
Ketika sampai
di rumah yang ingin dikunjungi, kita dianjurkan untuk mengucapkan salam kepada
tuan rumah. Hal tersebut sudah dijelaskan dalam Firman-Nya berikut ini,
“Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta
izin dan memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu,
agar kamu selalu ingat.” (QS. An-Nur [24]: 27).
Baca Juga: Tradisi Lebaran Unik di Indonesia
Ucapan salam yang diucapkan tamu adalah sebanyak
tiga kali. Jika sebanyak tiga kali ruan rumah tidak menyahut, maka kita pun
bisa kembali pulang. Namun, jika tuan rumah sudah membukakan pintu
dan menjawab salam kita, lalu minta izinlah untuk bertamu dan bersilaturahmi.
2. Kembali pulang jika tidak diizinkan untuk
bertamu
Apabila misalnya tuan rumah tidak mengizinkan
kita untuk bertamu misal karena ada keperluan, maka kita harus berlapang dada
untuk kembali pulang.
“Jika
kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum
kamu mendapatkan izin, dan jika dikatakan kepadamu: ‘Kembalilah!’, maka
hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Swt. Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.” (QS: An-Nur [24]:28).
3. Tidak berdiri menghadap pintu masuk dan tidak mengintip
lewat jendela
Adab selanjutnya
saat bertamu adalah tidak berdiri menghadap pintu masuk. Namun, berdirilah
membelakangi pintu atau berdiri di samping pintu setelah mengetuk pintu. Kemudian,
tidak mengintip ke dalam rumah melalui jendela.
”Seseorang berdiri
di depan pintu Rasulullah Saw. sambil menghadap ke dalam rumah, ia bermaksud
minta izin. Kemudian Rasulullah bersabda,’Seharusnya kamu begini begitu [tidak
menghadap ke depan pintu]. Sesungguhnya disunahkan meminta izin dan menjaga
pandangan.” (H.R. Abu Dawud)
4. Tidak boleh menginap lebih dari tiga hari
Di dalam
ajaran Islam, tamu boleh menginap asal batasnya tidak lebih dari tiga hari. Hal
itu agar tidak memberatkan tuan rumah dalam melayani tamunya. Tuan rumah pun
pasti memiliki privasi dan urusan lainnya. Adab ini dijelaskan Rasulullah Saw.
dalam haditsnya berikut ini,
“Jamuan hak
tamu berjangka waktu tiga hari. Lebih dari itu, jamuan adalah sedekah. Tidak
boleh bagi tamu untuk menginap di suatu rumah hingga ia menyusahkannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
5. Meminta izin sebelum makan dan tidak melirik ke kanan dan
ke kiri
Jika ingin memakan
sesuatu, tamu harus izin kepada tuan rumah. Adab selanjutnya adalah tidak
melirik ke kanan dan kiri sembari melihat wajah tuan rumah yang sedang makan. Tamu
pun dilarang meminta ini dan itu perihal makan dan tempa duduk atau fisilitas
makan kepada tuan rumah. Hal itu agar tidak merepotkan pemilik rumah.
Baca Juga: 6 Tips Agar Fisik Tetap Sehat Saat Lebaran
6. Membawa sesuatu saat bertamu
Ketika bertamu
atau bersilaturahmi, usahakan tamu membawa buah tangan misalnya makanan atau
barang. Namun, yang pasti tidak sampai membebani atau memberatkan tamu. Membawa
oleh-oleh bisa membahagiakan tuan rumah.
“Berilah hadiah
di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” (H.R. Bukhari)
7. Tidak mengintip ke dalam rumah
Adab tamu
selanjutnya adalah tidak mengintip isi rumah. Jika misal diizinkan masuk oleh
tuan rumah, tamu tidak jelalatan melihat ruangan-ruangan rumah atau bagian
rumah. Berlaku sopan dan santunlah karena merupakan adab tamu yang diajarkan
Rasulullah Saw.