Setiap manusia pasti ingin memiliki kehidupan yang bahagia
di dunia dan akhirat. Hidup di dunia ini hanya sementara. Tidak ada satu pun
manusia yang abadi dan pada waktunya akan menemui kematian.
Untuk itu, penting bagi umat muslim meraih kebahagian
duniawi seraya mempersiapkan bekal untuk hidup bahagia di akhirat kelak. Sebab,
kebahagiaan akhirat akan Allah Swt. berikan anugerahnya kepada orang yang
beriman.
Allah berfirman dalam surah Al-Qashash ayat 77, “Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang
lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.”
Baca Juga: Bersahabat di Dunia dan Akhirat
Mengutip Renungan Ikhlas (Sebuah Catatan Tentang Makna
Keikhlasan) oleh Syekh Farhan Robbani, kebahagiaan akhirat adalah sebuah
ganjaran karena selalu taat dan beriman kepada Allah. Upaya mencapai
kebahagiaan akhirat tersebut dapat ditempuh dengan melaksanakan perintah dan
menjauhi larangan-Nya.
Setelah kebahagiaan akhirat, Allah Swt. juga mengingatkan
untuk mengupayakan kebahagiaan dunia. Upaya mencapai kebahagiaan dunia dapat
dicapai dengan menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya.
Selain yang disebutkan di atas, masih ada beberapa kunci
kebahagiaan dunia dan akhirat yang dapat dilakukan oleh umat Islam. Apa saja? Berikut
daftarnya seperti yang dilansir dari laman Kumparan:
1. Mencari Rezeki
Halal
Mencari rezeki yang halal akan mengantarkan seorang mukmin
pada keberkahan. Ini tentu akan membawanya pada kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Rezeki yang halal akan membuat hidup bahagia dan berkah, segala urusan
menjadi terasa mudah.
Baca Juga: Benarkah Tidak Punya Anak di Dunia Bisa Mendapatkannya di Akhirat?
2. Bersikap Qanaah
Qanaah artinya menerima
apapun pemberian Allah Swt., mulai dari kondisi fisik, hingga jodoh, umur, dan
rezeki yang sudah digariskan. Sikap qanaah
akan membawa seseorang pada rasa nyaman dan bahagia.
Sebaliknya, jika seseorang dianugerahi rezeki yang
berlimpah, jabatan yang bagus, namun tidak memiliki sifat qanaah, ia akan selalu merasa tidak cukup, serakah, rakus, dan
tentunya hidupnya tidak bahagia. Akibatnya, batin akan mudah gelisah dan ingin
menuntut yang lebih.
3. Bersikap Ikhlas
Ikhlas dapat diartikan sebagai sikap tulus (murni) ketika
berhadapan atau berurusan dengan orang lain. Dalam sebuah kisah, Nabi Muhammad
saw. pernah menyebut seorang sahabat yang diprediksi sebagai ahli surga.
Setelah diselidiki selama tiga hari tiga malam, sahabat tersebut
ternyata minim amalan salat malam dan puasa sunnah. Tapi ia ternyata memiliki
hati yang sangat ikhlas.Sebelum tidur, ia selalu mengikhlaskan apapun perlakuan
orang lain kepadanya, hingga ia tidak pernah menyimpan dendam terhadap siapa
pun.
Baca Juga: Hak Orangtua Setelah Mereka Meninggal Dunia
4. Selalu Bersabar
Menurut Ali bin Abi Thalib, ketika bersabar menghadapi ujian
atau musibah, manusia akan diberikan 100 derajat kemuliaan. Saat bersabar
melaksanakan ketaatan, akan ditambah lagi 100 derajat. Bersabar saat
meninggalkan kemungkaran, akan ditambah lagi 100 derajat.
Dalam surah Al-Anfal ayat 46 pun tercantum firman Allah
Swt., yang artinya, “Dan taatilah Allah
dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi
gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta
orang-orang sabar”.