BANDUNG. Sudah 3 bulan Yati Sulastri (49) ikut serta dalam pengajian Pemberantasan Buta Huruf Al Quran di ICD Cimenyan yang diselengarakan oleh Rumah Zakat. Ia bersama 20 orang ibu-ibu lainnya merasakan perubahan yang ada dalam keluarganya, selain dari pengetahuan terhadap Al Quran dari sisi ekonominya pun mempunyai penghasilan lebih sejak bergabung dengan kelompok PBHQ.
Terlebih suaminya yang sudah 20 tahun menjadi tukang ojek, bukanlah suatu pekerjaan yang di dambakan dengan penghasilan yang tidak menentu. Sebelumnya ia tidak terlalu banyak aktivitas selain menjadi ibu rumah tangga. Namun sekarang sejak pagi sampai sore ikut serta membantu produksi makanan cemilan Comring.
Bukan tanpa alasan pangajian yang disertai usaha ini dibentuk, menurut Suryadi, Pembina Kelompok ICD Cimenyan. Ia menuturkan dengan adanya pengajian ditambah bisnis makanan Comring, ternyata sangat menstimulust ibu-ibu untuk mengikutinya.
“Kita juga mendorong supaya ibu-ibu disini bisa merasakan manfaatnya, dan bukan sekedar mengajak untuk pengajian saja, urusan dunia dan akhiratnya kita bangun bersama,” ujar Suryadi, saat berada di dapur Comring, di Kampung Pasir Luhur, Cimenyan Bandung, Kamis (23/2).
Adapun pemilihan tempat di Cimenyan karena warga disini sangat memungkinkan untuk dibentuk kelompok usaha dan pengajian. “Kami melihat warganya masih kurang akan pendidikan agama begitu juga ekonominya,”kata Suryadi.
Selain itu makanan Comring atau singkatan dari Comro Garing, dipilih karena ingin mengangkat potensi makanan lokal Jawa Barat. Suryadi ingin membidik pasar para wisatawan yang selalu memenuhi kota Bandung setiap menjelang akhir pekan. “Harapannya selain warga disini bisa mengaji, juga ikut melestarikan makanan lokal,” Ujarnya.
Dalam sehari tidak kurang dari 30 kilogram singkong bisa dibuat 300 bungkus Comring yang dijual seharga Rp. 2500,-/ bungkusnya, dan setiap pekannya produksinya terus meningkat. Untuk meningkatkan nilai jual, Suryadi pun mendaftarkan Comring ini ke Dinas Kesehatan Kota Bandung dan MUI.
Adapun tatangan yang sekarang dihadapi sulitnya mencari bahan baku singkong, rencananya untuk mengantasipasi bahan baku akan menyewa beberapa lahan yang akan dijadikan lahan garapan kebun singkong. “Dari satu usaha saja kita sudah banyak peluang yang bisa diberdayakan dan ini menjadi tujuan kami mengambil peluang itu,” tambahnya. ***
Newsroom/Yudi Juliana
Bandung