HUSNUL KHOTIMAH : SATU HAL YANG TERLALAIKAN

oleh | Jun 17, 2006 | Inspirasi

Setelah menghabiskan sepiring nasi, bapak paruh baya itu mengambil koran yang terletak di sampingnya. Dengan santai dia membaca koran tersebut, sambil sesekali mengomentari isi berita yang membahas masalah gempa di Jogjakarta.

Selang beberapa menit, “Bruk” tiba-tiba beliau jatuh tersungkur ke tanah. Semua orang di sekitarnya merasa kebingungan, kok tidak bangun-bangun? Innalillaahi Wainna Ilaihi Roojiun… Ternyata sang bapak tersebut sudah tidak bernyawa lagi.

Subhanallah… Maha besar Allah dengan segala kehendak Nya. Tanpa sebab dan tanpa proses sakit terlebih dahulu, tiba-tiba Allah mengambil nyawanya.

Saudaraku, begitulah skenario Allah dalam mengatur kehidupan hambaNya. Kita yang sedang diberi kesehatan oleh Allah, jangan sekali-kali berpikiran bahwa kita masih jauh dari ajal. Kita yang merasa menjadi pemuda dan pemudi, yang merasa masih kuat, yang merasa masih punya cita dan harapan panjang, jangan sekali-kali berpikiran bahwa kita masih jauh dari ajal. Ajal tidak mengenal usia, ajal tidak mengenal kondisi. Muda, tua, sehat atau pun sakit kalau sudah waktunya, malaikat maut pasti akan datang menjemput kita.

Kita tidak perlu takut dengan kematian, yang perlu kita lakukan adalah bagaimana caranya untuk menghadapi kematian. Akankah Husnul Khotimah menjadi cita-cita akhir hidup kita? Atau malah sebaliknya, Su?ul Khotimah yang kita inginkan? Itu semua terserah Anda. Anda tinggal memilih, amalan Anda lah yang nantinya akan menentukan. Mudah-mudahan Allah SWT mematikan kita dalam keadaan Husnul Khotimah.

Saudaraku, kita tidak bisa bersembunyi atau menghindar dari kematian. Sekali pun kita bersembunyi di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh atau bahkan kita bersembunyi di lubang semut, kematian pasti akan mendapatkan kita.

Rasulullah SAW pernah berkata bahwa orang yang selalu ingat mati, maka dia termasuk orang yang paling cerdik. Mungkin timbul pertanyaan dalam diri kita, ?kenapa bisa begitu?? Ya, karena orang yang selalu ingat mati, dia akan selalu menimbang segala amalan yang akan dilakukannya. Dia hisab sebaik-baiknya segala hal yang akan dia tapaki. Dia akan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga setiap langkah kakinya penuh dengan kehati-hatian. Lain halnya dengan orang yang lalai terhadap kematian, dia akan berbuat semaunya tanpa memikirkan apakah perbuatannya itu baik atau buruk. Yang penting dia senang, yang penting dia puas walau pun perbuatannya merugikan orang lain bahkan merugikan dirinya sendiri.

Janganlah kemewahan dunia melalaikan kita dari hakikat hidup sebenarnya. Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah kepadaNya. Dunia ini adalah ladang bagi kita untuk menanam benih kebaikan sebanyak-banyaknya. Kalau kita tidak mau menanam benih-benih kebaikan di dunia, maka hasil apa yang akan kita bawa untuk menghadapNya??? Apakah rumah mewah? Ataukah uang berlimpah? Atau anda berpikir jika anda mati nanti akan anda bawa seluruh kekayaan anda?

Di saat jenazah kita menuju ke pemakaman, seluruh keluarga kita, handai taulan, para tetangga dan para kerabat semuanya ikut mengantar ke pemakaman. Termasuk pula harta kita, mobil, bantal, dan tikar semuanya ikut mengantar ke pemakaman. Dan yang terpenting adalah amal kita, walau tidak tampak oleh mata dia tetap mengantarkan kita juga menuju pemakaman.

Setelah jenazah kita dimasukkan ke liang lahat, dan proses pemakaman telah selesai, maka seluruh keluarga kita, para kerabat, bahkan istri atau suami tercinta pun akan ikut meninggalkan kita. Harta yang kita kumpulkan selama hidup, yang ikut mengantarkan kita ke pemakaman pun akan meninggalkan kita. Kita ditinggalkan sendirian di dalam ruang sempit nan gelap gulita, sepi sunyi tak ada karib yang menemani. Lantas siapakah yang akan menemani kita? Di saat semuanya meninggalkan kita, hanya ada satu yang tetap menemani kita di alam barzah. Amal?Yah amal kita yang akan menemani, amal kita juga yang akan memberikan cahaya di dalam ruang sempit nan gelap gulita itu. Subhanallah saudaraku?Akankah kita tetap melalaikan hal ini? Kalau amal yang kita bawa Cuma pas-pasan, atau bahkan kurang, maka tunggulah cambuk malaikat yang akan menjadi teman setia. Astaghfirullah?Astaghfirullah?

Saudaraku?kinilah saatnya untuk bangkit! Tunggu apalagi, kita tanam sebanyak-banyaknya benih kebaikan. Tinggalkan kemaksiatan?siapkan diri untuk menghadapi kematian. Semoga Allah SWT memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang syahid di jalannya. Amiin.#

(Edy Aryanto, ZIS Consultant Cabang Yogyakarta)