[:ID]HUNIAN SEMENTARA UNTUK KELUARGA PENGUNGSI DI PALU, SIGI DAN DONGGALA[:en]SHELTER FOR PALU, SIGI AND DONGGALA REFUGESS[:]

oleh | Nov 27, 2018 | News

[:ID]PALU. Duka mendalam masih terasa akibat bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah. Dalam hal ini, Rumah Zakat terus melakukan aksi peduli bencana untuk membantu memulihkan keterpurukan yang dialami. Pasca gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah Ribuan Rumah rusak dan 82.775 orang terpaksa mengungsi karena kehilangan rumahnya. (Data BNPB per 10 oktober).

Hunian sementara menjadi hal yang paling utama yang harus diperhatikan di masa Transisi darurat ini.

“Hunian sementara (huntara) yang dibutuhkan di Sulawesi Tengah jumlahnya bisa lebih dari 5000 unit” ujar  Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Huntara yang dibangun Rumah Zakat di design seperti barak dengan ukuran 3,6 M X 5 M, dengan rangka baja ringan dan dinding Kalsibor dilengkapi juga dengan ventilasi udara, jendela dan pintu. Selain itu di komplek huntara ini juga akan di lengkapi fasilitas pendukung seperti toilet komunal, masjid dan playground.

Untuk menyediakan hunian sementara bagi warga tedampak gempa dan di Sulawesi Tengah Rumah Zakat tengah membangun 2 komplek Hunian sementara di Palu dan Sigi tepatnya di Jl dayo dara II blok F Kel talise kec mantikulore kota Palu dan Jalan Lasoso, Kel. Jono Oge, Kec. Sgi Biromaru, Kab. Sigi, provinsi Sulawesi Tengah.

Hunian sementara menjadi sangat penting agar para pengungsi bisa mendapat tempat tinggal sementara yang lebih layak daripada tenda pengungsian terlebih lagi saat ini kondisi sudah masuk musim penghujan. Diantara 82.775 mengungsi banyak anak – anak dan bayi yang mengungsi bersama orangtua mereka.

Newsroom
Silvia Zakiah Itsnaini[:en]PALU. Deep grief is still felt due to the disaster that occurred in Central Sulawesi. In this case, Rumah Zakat continues to take care of disasters to help restore the deterioration experienced. After the earthquake and tsunami in Central Sulawesi, thousands of houses were damaged and 82,775 people were forced to flee due to losing their homes (BNPB data per October 10).

Temporary shelter is the most important thing that must be considered in this emergency Transition period.

“Temporary shelters needed in Central Sulawesi can be more than 5000 units,” said Head of the Center for Data, Information and Public Relations National Disaster Management Agency (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Shelter built by Rumah Zakat was designed like a barrack measuring 3.6 M X 6 M, with a lightweight steel frame and Kalsibor wall also equipped with air vents, window and door. In addition, in this shelter complex there will also be supporting facilities such as communal toilets, mosques and playgrounds.

To provide temporary shelter for earthquake-affected residents and in Rumah Zakat Central Sulawesi are currently building 2 temporary housing complexes in Palu and Sigi precisely on Jl dayo dara II blok F Kel talise kec mantikulore city of Palu and Jalan Lasoso, Kel. Jono Oge, Kec. Sgi Biromaru, Kab. Sigi, Central Sulawesi province.

Temporary shelter is very important so that refugees can get temporary housing that is more feasible than refugee tents, even more so when the conditions have entered the rainy season. Among 82,775 were displaced, many children and infants who fled with their parents.

Newsroom

Silvia Zakiah Itsnaini[:]