Kita sudah memasuki bulan Syaban, maka
momen untuk puasa Ramadhan akan semakin dekat. Syaban merupakan bulan terakhir
sebelum masuk bulan Ramadhan di mana umat muslim akan menjalankan ibadah puasa
selama sebulan penuh.
Di bulan Syaban ini, banyak umat muslim
yang biasanya melakukan qadha puasa karena waktunya sudah sempit sebelum masuk
bulan Ramadhan.
Lantas, apakah boleh puasa qadha di bulan
Syaban?
Diceritakan bahwa istri Rasulullah,
Sayyidah Aisyah R.A adalah orang yang apabila mempunyai utang puasa, selalu ia
tunaikan ketika sudah berada pada bulan Sya’ban.
Hal ini diceritakan oleh Abu Salamah dari
Aisyah langsung. Aisyah berkata,
كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ
رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ»، قَالَ
يَحْيَى: الشُّغْلُ مِنَ النَّبِيِّ أَوْ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
Artinya:
“Saya mempunyai tanggungan utang puasa
Ramadhan. Saya tidak mampu mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban. Menurut
Yahya, Aisyah mengqadha di bulan Sya’ban dikarenakan ia sibuk melayani Nabi
Muhammad” (Muttafaq alaih).
Hal tersebut menjelaskan bahwa Aisyah
men-qadha puasa dalam tenggat yang sangat mepet menjelang Ramadhan. Aisyah baru
melaksanakan qadha puasa Ramadhan karena kesibukannya di bulan-bulan lainnya.
Qhada puasa Ramadan tidak boleh
dilaksanakan pada hari-hari yang dilarang puasa dalam Islam. Beberapa hari yang
terlarang menjalankan puasa adalah pada Hari Raya Idulfitri, Iduladha, dan
hari-hari tasyrik (11-13 Zulhijjah).
Selain hari-hari terlarang di atas, umat
Islam diperbolehkan (bahkan ditekankan) membayar hutang puasanya, termasuk pada
Syaban. Terlebih, Syaban merupakan bulan terakhir sebelum memasuki Ramadan.
Sumber :
tirto.id
islamdigest.republika.co.id
detik.com