Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui berbagai sikap dan perilaku manusia yang beragam. Salah satu yang cukup memprihatinkan adalah berpura-pura miskin untuk mendapatkan simpati atau bantuan dari orang lain.
Fenomena ini sering kali menimbulkan berbagai pertanyaan, termasuk dari sisi hukum Islam. Dalam ceramahnya, Buya Yahya menjelaskan
pandangan Islam mengenai perilaku tersebut.
Kejujuran dalam Islam
Islam sangat menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam setiap aspek kehidupan. Ketidakjujuran, dalam bentuk apapun, sangat
dikecam dalam ajaran Islam. Firman Allah Swt. dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 42 menyatakan:
“Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.”
Ayat ini menegaskan bahwa mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan adalah tindakan yang terlarang. Berpura-pura miskin untuk mendapatkan euntungan dari orang lain jelas merupakan salah satu bentuk kebohongan dan penipuan.
Baca Juga: Hukum Qurban dan Syaratnya
Buya Yahya, seorang ulama terkemuka, sering kali membahas isu-isu sosial dan etika dalam ceramah-ceramahnya. Menurut beliau, berpura-pura miskin untuk menipu orang lain tidak hanya merugikan orang yang ditipu, tetapi juga merusak nilai-nilai moral dan sosial. Buya Yahya menjelaskan bahwa tindakan tersebut merupakan dosa besar karena mengandung unsur penipuan, yang dalam Islam disebut sebagai “gharar“.
Dalam sebuah ceramahnya, Buya Yahya menyatakan:
“Berpura-pura miskin adalah bentuk kedustaan yang dilarang dalam Islam. Orang yang melakukannya telah menipu orang lain dan mengambil hak yang bukan miliknya. Ini adalah bentuk dari makan harta haram, yang dampaknya sangat buruk bagi kehidupan dunia dan akhirat.”
Pura-Pura Miskin Adalah Menipu
Dalam Islam, harta yang diperoleh dengan cara yang tidak sah, termasuk melalui penipuan, dikategorikan sebagai harta haram. Rasulullah
saw. bersabda:
“Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka neraka lebih layak baginya.” (H.R. Tirmidzi).
Hadis ini mengingatkan kita bahwa harta yang diperoleh dengan cara yang haram, termasuk melalui berpura-pura miskin, akan membawa
malapetaka bagi pelakunya. Selain itu, dari perspektif etika, tindakan ini merusak kepercayaan dan solidaritas sosial. Orang yang benar-benar membutuhkan bisa jadi tidak mendapatkan bantuan karena adanya individu yang berpura-pura miskin.
Berpura-pura miskin untuk menipu orang lain adalah perbuatan yang sangat dikecam dalam Islam. Selain melanggar prinsip kejujuran yang
dianjurkan dalam Al-Qur’an dan hadis, tindakan ini juga berdampak buruk bagi pelakunya di dunia dan akhirat.
Baca Juga: Hukum Merebut Harta Anak Yatim
Sebagai umat Islam, kita harus senantiasa menjaga integritas dan kejujuran dalam setiap tindakan kita, serta membantu orang lain dengan cara yang benar dan ikhlas.
Dalam kesimpulannya, mari kita renungkan kembali nasihat Buya Yahya dan berusaha untuk hidup dengan penuh kejujuran serta menjauhkan diri dari segala bentuk penipuan dan kebohongan. Semoga Allah Swt. pun senantiasa membimbing kita ke jalan yang benar dan meridai setiap langkah kita.
Sahabat, sudahkah memiliki aplikasi Rumah Zakat App? Dengan memiliki aplikasi Rumah Zakat App, maka Sahabat akan lebih mudah dalam
berzakat, bersedekah, berinfak, dan berdonasi untuk kemanusian. Selain itu, Sahabat pun bisa berqurban melalui Rumah Zakat App.
Klik di sini untuk mengunduh aplikasi Rumah Zakat App melalui Playstore. Sementara melalui Appstore bisa klik di sini.