Cerita

Rasulullah SAW bersabda, ”Seseorang apabila ingin bersedekah, hendaknya bersedekah atas nama kedua orang tuanya apabila mereka Muslim. Sehingga orang tuanya mendapat pahala dan dia pun mendapat pahala yang sama tanpa mengurangi pahala mereka berdua sedikit pun” (H.R At Thabrani)

***

Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban bagi semua anak. Sebab orang tua yang sudah merawat dan membimbing kita hingga dewasa. Terlebih kepada sosok ibu yang sudah rela melahirkan dan mengurus kita hingga menjadi anak yang tak kekurangan satu apapun. 

Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata,
“Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? Nabi Saw menjawab, ‘Ibumu!’. Orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi? Nabi Saw menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Saw menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi? Nabi Saw  menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’ 
(HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi Shalallaahu’alaihi wasallam menyebutkan, kata Ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali.

Realitasnya, karena Ibu mengalami kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya.

Dengan demikian, berkat peran Ibu, pengorbanannya, maka sebagai anak wajib berbakti kepada orang tua, terlebih kepada seorang Ibu, wajib menyayanginya sampai akhir hayat.

Bagi kita yang masih memiliki ibu, maka bersyukurlah sebab engkau masih bisa menunjukkan bakti dengan memberikan wakaf hadiah istimewa untuk ibu dimasa ia masih hidup.

Namun bagaimana bila ternyata ibu kita telah tiada dan kita belum sempat berbakti dimasa ia masih hidup. Seperti salah satu kisah sahabat Rasulullah Sa’ad bin Ubadah yang ingin menunjukan baktinya pada Ibu yang telah meninggal dunia.

Sa’ad bin Ubadah adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW. Saat ibunya meninggal dunia dan ia tidak berada di tempat, lalu ia datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya?” Rasulullah SAW menjawab: “Ya”. Sa’ad berkata: “Saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya.” (HR Bukhari)

Kisah Saad bin Ubadah di atas adalah dasar bahwa wakaf (sedekah jariyah) bisa dihadiahkan untuk seseorang walau pun ia sudah meninggal dunia.

Maka, maukah Anda menghadiahkan wakaf untuk ibu tercinta?

Apakah kado terbaik untuk Ibu?

Apakah uang? baju? mobil?
Ya, semuanya hanya bisa memberikan kebahagiaan sementara di dunia.

Tapi semua hadiah akan lebih bermakna bila memberikan manfaat dan mengalirkan pahala sampai akhirat nanti. Berwakaf atas nama orang tua adalah hadiah terbaik untuk mereka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang dimanfaatkan, doa anak yang sholeh” (HR Muslim no 1631)

Berikan Wakaf kado istimewa untuk Ibu, sebab wakaf adalah amalan yang meski usia terputus pahalanya mengalir terus.

Semoga Allah membukakan pintu rizki selebar-lebarnya untuk memudahkan niat baik kita semua. Aamiin.

Untuk sahabat yang ingin berwakaf untuk Ibu silahkan  ikuti cara di bawah

1. Klik tombol “WAKAF SEKARANG”

2. Masukkan nominal donasi

3. Pilih metode pembayaran

4. Lakukan pembayaran