Pulau Buru adalah salah satu pulau kecil yang terletak di Indonesia Timur tepatnya di Provinsi Maluku. Di sana terdapat 10 kampung yang mayoritas diisi oleh para mualaf, antara lain:

    1. Kampung Humrey, Desa Waeflan 12 KK, 22 jiwa
    2. Kampung Walomnaku, Desa Waeflan 10 KK, 18 jiwa
    3. Kampung Kotbesi, Desa Waelo 10 KK, 25 jiwa
    4. Desa Silewa 52 KK, 96 jiwa
    5. Desa Wasi 25 KK, 66 jiwa
    6. Desa Nafrua 10 KK, 27 jiwa
    7. Desa Waehata 5 KK, 12 jiwa
    8. Desa Waegernangan 9 KK, 25 jiwa
    9. Kampung Waefefa, Desa Masarete 22 KK, 55 jiwa
    10. Kampung Walokasi, Desa Masarete 10 KK 24 jiwa

Kampung-kampung ini ditempuh dengan jarak cukup bervariasi. Yang terdekat berjarak sekitar 69 km dari ibu kota. Sedangkan Kampung Waefefa harus menyeberang laut dengan ferry selama 1 jam, dilanjutkan jalur darat melewati hutan sekitar 1 jam. Kondisi jalannya cukup terjal dan ekstrim, bahkan melewati sungai. Setelah itu untuk mencapai kampung para warga harus berjalan kaki, karena sebagian kampung berada di pegunungan jauh dari peradaban modern.

Awalnya penduduk desa menganut kepercayaan Animisme dan tidak memiliki agama. Masyarakat adat asli Pulau Buru pada dasarnya sering berpindah-pindah tempat untuk mencari kehidupan yang layak. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, hasil pertanian adalah sumber kehidupan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Ustadz Fauzan adalah seorang da’i yang membawa perubahan besar bagi masyarakat Pulau Buru. Beliau bersama dengan 4 orang teman lainnya berinisiatif untuk membina para mualaf sebatas kemampuan mereka, “Walau kami (berjumlah) 5 orang dan juga bukan orang berada, tapi Insyaa Allah berusaha peduli semampu kami”, ujarnya.

Dari sepuluh kampung mualaf yang ada, 9 diantaranya belum memiliki tempat ibadah. Sedangkan mereka membutuhkan tempat ibadah untuk pembinaan agama islam, Al Quran, dan buku-buku pendidikan agama. Sedangkan hampir di setiap kampung belum ada TPQ atau tempat belajar agama secara khusus. “Kami berikan bimbingan dan pembinaan ya di rumah-rumah warga keliling satu persatu, karena nunggu mereka pulang kebun,” ungkap Ustadz Fauzan.

Sahabat mari gotong royong bangun masjid untuk mualaf Maluku.

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah)


Untuk teman – teman yang ingin berwakaf silahkan  ikuti cara di bawah

1. Klik tombol “WAKAF SEKARANG”

2. Masukkan nominal donasi

3. Pilih metode pembayaran

4. Lakukan pembayaran