Perang Badar tercatat dalam sejarah sebagai pertempuran pertama
yang dipimpin Rasulullah Saw. Dalam momen itu, Nabi Muhammad Saw. mencontohkan
betapa upaya-upaya lahiriah dan batiniah mesti dilakukan beriringan.
Berbagai strategi yang diterapkan Nabi SAW turut
menguntungkan kaum Muslimin meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit dibanding
musuh. Misalnya, siasat untuk merintangi sumber-sumber air bala tentara Quraisy
di Lembah Badar sebelum pertempuran dimulai. Dengan begitu, para pembenci Islam
itu mudah kehausan, sedangkan pasokan minum bagi Muslimin tercukupi.
Bagaimanapun, tidak bisa hanya mengandalkan usaha manusia.
Perlu juga memohon keridhaan-Nya. Pada malam hari sebelum Perang Badar, Nabi
Muhammad Saw. terus-menerus berdoa di dalam tendanya.
Hikmah berikutnya dari Perang Badar ialah kuantitas tak
selalu menentukan kualitas. Pasukan Muslimin berjumlah kecil. Akan tetapi,
mereka dapat mengalahkan kelompok yang berjumlah besar atas izin Allah Swt.
Baca Juga: Waktu-Waktu yang Dilarang untuk Puasa
Kita tak boleh terlena dengan banyaknya kuantitas. Fokuslah
pada peningkatan kualitas. Demikian pula, jangan mudah berputus asa dalam
berjuang. Sebab, saat Perang Badar pun hanya persatuan dan keyakinan kepada
Allah Ta’ala yang bisa mengalahkan kaum musyrikin.
Hari ini hendaknya menjadi pengingat bagi kita tentang
perjuangan Rasulullah Saw. dan para sahabat dalam Perang Badar. Untuk
diketahui, para syuhada itu sedang menjalankan ibadah puasa ketika bertempur.
Puasa Ramadhan diwajibkan Allah Swt. atas umat Nabi Muhammad Saw. sejak tahun
kedua Hijriah tepatnya diumumkan pada Syakban.
Dan, Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan di tahun yang
sama. Pada tahun itu umat Islam mulai diwajibkan berpuasa, tahun itu pula umat
Islam meraih kemenangan besar dalam Perang Badar.
Sumber:
republika.co.id