Sahabat, cobalah merenung sebentar dan resapi kata-kata
dalam tulisan ini baik-baik. Kita sadari dulu bahwa hidup ini adalah akumulasi
dari berbagai perasaan dan peristiwa. Sedih, marah, kecewa, bahagia, malu, dan
berbagai perasaan lainnya hadir dalam kehidupan kita. Rupa-rupa peristiwa pun
menghampiri hidup kita dan memberikan warna yang beraneka ragam.
Hidup ini ibarat roda yang terus berputar. Kadang kala kita
berada di posisi atas. Namun, bisa jadi kita berada di posisi bawah. Hidup pun
tidak serta merta selalu mudah. Di lain waktu, kita pun akan merasakan yang
namanya kesulitan.
Ya, alasan sejati mengapa hidup ini begitu dinamis adalah
agar kita selalu berada dalam landasan, “La haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil azhim”. Artinya,
tiada daya untuk melakukan sesuatu dan tiada kekuatan untuk melakukan sesuatu,
kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Baca Juga: Tips Menghadapi Ujian Hidup Menurut Ajaran Islam
Bersikap Tidak
Berlebihan
Allah Swt. yang menguasai kehidupan kita. Segala hal yang
terjadi pada diri kita tidak akan pernah lepas dari kuasa dan pengetahuan-Nya.
Allah Swt. menginginkan kita berlaku seimbang dan tidak berlebihan dalam
menyikapi segala kemudahan dan kesulitan dalam kehidupan ini.
Hal itu sejalan dengan firman-nya dalam ayat ini, “(Kami jelaskan yang demikian itu)
supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya
kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Q.S. Al
Hadid: 23).
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, ayat tersebut menyatakan
bahwa semua peristiwa dalam kehidupan ini telah ditetapkan Allah Swt. bahkan sebelum
kita diciptakan. Tentu semuanya agar kita bisa bersabar menerima ujian dari-Nya.
Kita perlu tahu, bahwa ujian dari-Nya tak hanya nestapa dan malapetaka saja,
akan tetapi bisa juga berupa kesenangan dan kegembiraan hidup. Keduanya
memiliki peluang untuk membuat kita tergelincir pada dosa atau membawa kita
pada ketaatan pada-Nya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Sedekah di Saat Sedih
Oleh karena itu, janganlah terlalu bersedih apabila
kesengsaraan menerpa diri. Namun, kita pun tak boleh terlalu berbahagia dengan
sesuatu yang menyenangkan hati. Hadapilah kesulitan dan kemudahan hidup dengan
sikap yang sewajarnya dan tidak berlebihan.
Mereka yang terlalu bergembira terhadap sesuatu yang
menyenangkan hatinya dan terlalu bersedih atas sesuatu hal yang menyayat hati,
maka ia sejatinya telah berlaku angkuh. Ia seakan-akan hanya memikirkan dirinya
sendiri dan melupakan Allah Swt. Padahal, Allah Swt. sangat tidak menyukai
orang-orang yang angkuh.
Bersabar Adalah Sikap
yang Terbaik
Sahabat, sikap terbaik yang bisa kita lakukan dalam
menghadapi kemudahan dan kesulitan hidup adalah bersabar. Sabar tak hanya
berlaku ketika kita sedang sedih saja, akan tetapi bersabarlah juga ketika
sedang diberi kenikmatan dari-Nya.
Dengan bersabar, maka kita tetap berpijak pada ketentuan-Nya.
Kita pun tak melupakan-Nya. Sabar bukanlah sikap yang pasif, akan tetapi aktif.
Sabar bukan berarti pasrah. Namun, sabar berarti tetap berjuangan.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Khalid bin Walid
‘Ikrimah pernah berkata, “Tidak
ada seorang pun melainkan ia dalam keadaan sedih dan gembira, tetapi hendaklah
ia menjadikan kegembiraan itu sebagai tanda bersyukur kepada Allah Swt. dan
kesedihan itu sebagai tanda bersabar.”
Sahabat, sudahkah berinfak hari ini? Mari kunjungi infak.id untuk infak hariannya. Sahabat pun bisa mengunduh aplikasi Rumah Zakat
App untuk kemudahan berzakat dan berdonasi. Unduh aplikasi melalui Playstore di
sini atau melalui Appstore di sini.