Sebentar lagi umat di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya
Idul Adha. Idul Adha juga dinamakan Idul Qurban, karena pada Hari Raya tersebut
umat Islam dianjurkan menyembelih hewan qurban. Hewan yang disembelih merupakan
hewan ternak berupa unta, sapi, kambing atau domba. Ada juga di sebagian daerah
yang berkurban kerbau. Untuk kerbau ini kaidahnya sama seperti hewan sapi.
Perlu kita ketahui, kata qurban sendiri berasal dari kata qaruba-yaqrubu-qurbanan yang berarti
hampir, dekat, atau mendekati. Dalam bahasa Arab kata qurban disebut juga
sebagai udhiyyah. Kata udlhiyyah merupakan bentuk jama’ dari
kata dlahiyah yang berarti binatang
sembelihan, disebut juga sebagai nahr
(ibadah qurban).
Baca Juga: Hal-Hal yang Membatalkan Salat
Sebagaimana dikutip dari Tuntunan Idain dan Qurban yang
dirangkum Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, disyariatkannya
berqurban itu memiliki beberapa hikmah. Apa saja hikmahnya? Berikut penjelasannya
seperti yang dilansir dari laman Republika:
Hikmah pertama,
yaitu qurban sebagai ungkapan syukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat
yang banyak kepada kita. Sejak kita lahir hingga dewasa, sudah banyak sekali
nikmat yang telah diberikan Allah Azza Wa
Jalla terhadap kita. Saking banyaknya sampai-sampai tak mampu kita hitung. Maka,
qurban adalah salah satu cara kita untuk berterima kasih kepada-Nya.
“Supaya mereka
menyebut nama Allah atas apa yang Allah karuniakan kepada mereka berupa binatang
ternak …” (Q.S. Al-Hajj (22): 34).
Hikmah kedua,
bagi orang yang beriman kepada Allah, dapat mengambil pelajaran dari keluarga Nabi
Ibrahim as., yaitu: kesabaran Nabi Ibrahim dan putranya Ismail AS. ketika
keduanya menjalankan perintah Allah. Nabi Ibrahim juga mengutamakan ketaatan
kepada Allah dan mencintai-Nya dari mencintai dirinya dan anaknya. Latar
belakang sejarah dan awal mula dari turunnya perintah qurban ini sudah sangat
mahsyur diperbincangkan. Tentunya, kita harus mengimani dan mengikutinya.
Hikmah ketiga,
qurban juga sebagai realisasi ketakwaan seseorang kepada Allah. Berqurban merupakan
salah satu cara untuk meraih ketakwaan. Barang siapa yang memiliki harta untuk
membeli hewan qurban, maka sangat dianjurkan untuk berqurban.
“Daging-daging
kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaanmulah yang dapat mencapainya …” (Q.S. Al-Hajj (22): 37).
Baca Juga: 3 Masjid yang Disunahkan untuk Dikunjungi Umat islam
Hikmah keempat,
dengan berqurban kita dapat membangun kesadaran tentang kepedulian terhadap
sesama, terutama terhadap orang miskin. Allah Swt. berfirman:
“Beri makanlah orang
yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang
meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu,
mudah-mudahan kamu bersyukur (Q.S. Al-Hajj: 36).
Qurban di Desaku
Berqurban
Penyembelihan hewan qurban di kota sudah biasa. Bahkan, dalam
satu perumahan pun bisa banyak muslim yang berqurban. Hal tersebut bukan suatu
masalah. Malah suatu hal yang bagus dan patut diapresiasi karena banyak muslim
yang memahami keutamaan berqurban.
Namun, karena banyaknya yang berqurban di kota, sering kali
daging qurban pun menumpuk di suatu daerah dan sangat mungkin satu keluarga
bisa mendapat banyak daging.
Baca Juga: Kenapa Harus Kurban ke Pelosok?
Sementara di daerah lain (khususnya di daerah pelosok), ada
banyak keluarga muslim yang sama sekali tidak mendapatkan daging qurban karena
jarangnya yang berqurban di daerah sana. Padahal, taraf kesejahteraan
masyarakat terpelosok tersebut dikatakan berada di garis kemiskinan.
Desaku Berqurban
adalah program ibadah qurban yang daging mentahnya disalurkan ke desa-desa dari
Aceh hingga Papua yang minim penyembelihan hewan qurban. Hewan qurban pun
berasal dari peternak desa lokal sebagai bagian implementasi pemberdayaan warga
desa. Tentunya, tahun ini Desaku
Berqurban bisa menjadi pilihan qurban Anda.
Info lengkap Desaku
Berqurban bisa klik di sini.