[:ID]PALEMBANG. Raden Gunawan yang akrab disapa Pak Gun adalah seorang driver ambulans Rumah Zakat di Palembang. Pria berusia 53 tahun ini mengabdikan dirinya bersama Rumah Zakat sejak tahun 2007 di kantor Rumah Zakat yang masih beralamat di Jalan Angkatan 45 Palembang.
Hingga kini Pak Gun masih gagah melakukan perjalanan jauh, baik dalam kota maupun luar kota hingga lintas provinsi, untuk menjalankan amanahnya mengantarkan jenazah bagi mereka yang membutuhkan. Meski usianya sudah tak muda lagi, namun semangatnya mengalahkan yang muda.
Ditemui pada Senin (8/1/18), bertempat di kantor Rumah Zakat Palembang, Pak Gun menyampaikan bahwa profesi ini sangatlah mulia, ada banyak pengalaman penuh hikmah setiap kali ia menjalankan tugas mengantarkan jenazah ke tujuan. Profesi ini selalu mengingatkan padanya bahwa hidup ini tidak ada apa-apanya selain amalan diri selama hidup di dunia.
Ia juga terus termotivasi ingin membantu banyak orang disekitarnya melalui program Rumah Zakat. Ia merasakan kebahagiaan yang berbeda ketika yang dibantu merasa senang dan bersyukur. Sehingga yang dirasakannya kini adalah keberkahan hidup dan kecukupan. Berbeda jauh dengan masa lalunya yang dikategorikan jauh dari mengenal Allah SWT.
Sebelum bergabung di Rumah Zakat, Pak Gun sudah menggeluti banyak sekali profesi. Di tahun 1993 pak Gun pernah bekerja sebagai Debt Collector di Jakarta selama lebih dari 3 tahun, lalu di tahun 1996 pak Gun merantau ke Lombok bekerja sebagai pengawas Perusahaan Listrik dan perusahaan komunikasi selama 2 tahun.
Di tahun 1998 ia pun kembali ke Jakarta bekerja sebagai Kepala Sales di salah satu perusahaan Finansial disana, namun hanya bertahan tak sampai 2 tahun. Tak hanya sampai disitu pak Gun selanjutnya merantau ke kota Medan, Sumatera Utara bekerja sebagai pengawas proyek pembangunan jalan dan hanya bertahan 1 tahun 2 bulan.
Pada tahun 2001 Pak Gun memutuskan kembali ke kota kelahirannya di Palembang, dan kembali berperan sebagai Debt Collector koperasi di salah satu percetakan besar saat itu. Ragam profesi pun sudah ia rasakan sampai akhirnya ia mendapat tawaran sebagai driver ambulans Rumah Zakat.
Inilah pintu hijrah yang membawa perubahan besar dalam kehidupan Pak Gun. Ia dirangkul untuk pelan-pelan mengerjakan Sholat wajib dari yang dulunya tak pernah sholat. Di Rumah Zakat inilah ia baru mengetahui jumlah rakaat sholat wajib dan rawatib, ia selalu diajak ke masjid, mengenal Sholat Dhuha, bersedekah meringankan beban saudara meski hanya dengan tenaga yang kita punya.
“Saya merasa hidup saya saat ini lebih barokah, karena berada dekat dengan orang-orang sholeh. Bisa merasakan kebahagiaan orang lain yang bisa kita bantu. Tidak seperti dulu, terasa banyak uang tapi seakan habis dimakan setan karena tidak barokah,” ujar Pak Gun sambil tertawa lebar.
Newsroom/ Anisa
Palembang
[:en]PALEMBANG. Raden Gunawan who is familiarly called Mr.Gun is an ambulance driver Rumah Zakat in Palembang. 53- year-old man is devoted himself with Rumah Zakat since 2007 in the office of Rumah Zakat is still located at Angkatan 45 street, Palembang.
Until now Mr.Gun is still valiant to travel far, both in the city and outside the city to cross the province, to run the mandate to deliver the corpse for those in need. Although he was not young anymore, but his spirit beat the young.
Encountered on Monday (8/1/18), at the office of Rumah Zakat Palembang, Pak Gun said that this profession is very noble, there are many experiences full of wisdom whenever he performs the task of delivering the corpse to the destination. This profession always reminds him that life is nothing compared to the practice of self during the life of the world.
He also continues to be motivated to help many people around him through Rumah Zakat program. He feels different happiness when the assisted feel happy and grateful. So that he felt now is the blessing of life and sufficiency. In contrast to his past that is categorized far from knowing Allah SWT.
Before joining Rumah Zakat, Mr. Gun has wrestled a lot of professions. In 1993 Gun worked as Debt Collector in Jakarta for more than 3 years, then in 1996 Gun Gun traveled to Lombok to work as a Supervisory Company of Electricity and communication companies for 2 years.
In 1998 he returned to Jakarta to work as Sales Chief at one of the financial companies there, but only lasted less than 2 years. Not only until there Pak Gun then wander to the city of Medan, North Sumatra working as supervisor of road construction projects and only lasted 1 year 2 months.
In 2001 Mr.Gun decided to return to his hometown in Palembang, and again acted as a cooperative Debt Collector in one of the major printing presses of the day. Variety of the profession had he felt until finally he got an offer as an ambulance driver Rumah Zakat.
This is the door of the hijrah that brought great changes in the life of Mr. Gun. He was embraced to slowly work on the obligatory prayer from what was never a prayer. In this Rumah Zakat he just know the number of obligatory prayer and rawatib, he always invited to the mosque, know Dhuha, charity ease the burden of the brother though only with the energy we have.
“I feel my life is now more barokah, because it is close to the people pious. Can feel the happiness of others we can help. Not like before, feels a lot of money but seemed devoured by the devil because it is not barokah,” said Mr. Gun while laughing broadly.
Newsroom / Anisa
Palembang
[:]