YOGYAKARTA. Hari Pendidikan Nasional kali ini sungguh menjadi moment special buat Jundi. Bukan karena dia terpilih menjadi komandan upacara di hardiknas, bukan pula karena dia mendapatkan hadiah uang yang jumlahnya sangat besar.
Namun, pada moment Hardiknas tahun ini menjadi moment berharga untuk Muhammad Jundi Syuhada. Pasalnya, saat itu dia tengah berjuang dengan keras dalam kompetisi Pildacil yang diadakan Trans 7 di Yogyakarta. Sosoknya yang mungil didukung wajah yang cukup tampan membuat dia seperti magnet tersendiri di ajang kompetisi yang amat bergengsi itu.
Terbukti dia masuk tujuh besar di seleksi tahap pertama. Dan dia menjadi perserta terganteng karena dari tujuh peserta yang lolos hanya dia yang laki laki. Jundi pun dianggap memiliki peluang karena performance dia yang luar biasa. Suaranya bagus, bicaranya lantang, makhroj nya pun bagus.
Namun rupanya Allah berkehendak lain. Jundi dinyatakan tidak lolos ditahap kedua alias tertunda berangkat ke Jakarta. Diatas kertas Jundi “jatuh” di surat An Naba. Di surat ini dia tersendat di dua ayat. Karena hari hari terakhir dia kurang fokuss mengulang hafalan juz 30.
Dengan tenang Jundi menerima keputusan tersebut bahkan sangat tenang. Lebih tenang dari ibundanya yang sempat sedih dengan mendalam menerima kenyataan ini.
Coba lihat gaya Jundi menghibur ibundanya, dengan gaya Jogja yang khas, “ Sudah to mi..katanya ikhlas. Mungkin ada rahasia Allah di balik ini”. Kontan saja ibundanya langsung menghapus derai airmata yang sedari tadi terus menetes. Ada rasa malu yang sangat terbersit dihati beliau. Malu..karena ternyata putra semata wayangnya yang baru duduk di kelas tiga di SD Juara Yogyakarta ini terlihat sangat dewasa. Lebih dewasa dari umurnya.
Dan sekarang dia sedang bersiap mengikuti kompetisi berikutnya yakni kompetisi hifdzul quran juz 30. “Semoga Allah senantiasa menuntunmu untuk menjadi pribadi yang tulus dan Allah berkenan memudahkan urusanmu untuk meraih cita-cita yang mulia. Menjadi seorang Tentara Penghafal Qur’an,” tutur Ivan Supangat, Formal Education RZ.***
Newsroom/Agung Nuraydi
Yogyakarta