Oleh Iwan Kartiwan Manshur Lc.
Direktur Program Pemuda Mandiri Jabar
Lulusan LIPIA Jakarta Cabang Universitas Imam Ibnu Suud Riyadh Saudi Arabia
Lho kok logo Rumah Zakat berubah jadi gambar hati? Begitulah ungkapan yang terdengar dari beberapa sahabat dengan nada heran ketika melihat perubahan tersebut. Lalu saya berusaha mencari jawabannya. Oh, mungkin logika sederhananya adalah bahwa kita semua memang harus punya hati. di saat banyak orang yang sudah tuna hati. Kalaupun masih memilikinya tapi sudah tidak berfungsi. Sehingga, manusia berubah menjadi mahluk yang tidak berbudi bahkan melebihi perilaku hewan.
Begitu pentingnya hati maka lebih dari 100 ayat dalam Al Quran yang menjelaskan peran penting hati, seperti bahwa hati adalah alat untuk memahami Al Quran, dan Al Quran tidak akan dapat dipahami dan ditadaburi maknanya oleh orang yang buta hati. Diantaranya Firman Allah SWT menjelaskan, “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tapi yang buta adalah hati yang di dalam dada” QS. Al Hajj ayat 46.
Hati Sebagai Tolok Ukur
Senyuman yang manis terukir di bibir memiliki arti yang bervariasi. Lips service atau senyuman yang tidak bersumber dari hati alias dibuat-buat tidak akan memberikan dampak dan pengaruh berarti bagi yang melihat. Sedangkan senyum ungkapan hati itulah yang bernilai tinggi di sisi Rabbul Izzati. Sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Sesungguhnya Allah tidak akan melihat/ menilai rupa dan fisikmu tapi Allah akan menilai hatimu”. Dan senyuman seperti itulah yang nilainya berbanding lurus dengan shadaqah.
Di samping itu hati juga merupakan tolok ukur kebenaran tatkala kita dihadapkan pada problematika yang dilematis baik berkatian dengan agama atau masalah dunia. Ketika ada seorang sahabat Rasullullah SAW yang merasa bingung menentukan pilihan jawaban yang berbeda-beda akan permasalahan yang dihadapinya maka Rasulullah menasihati sahabat tersebut dengan singkat, “Tanyalah hati nuranimu”.
Teringat akan nasihat guru kita tercinta yang dalam berbagai kesempatan beliau menyampaikan nasihatnya bahwa ketika menghadapi suatu masalah dan dituntut untuk memutuskan permasalah tersebut maka hendaklah memperhatikan tiga hal yakni, Halal secara syar’i, legal secara undang-undang dan patut menurut hati nurani.
Doa Mohon Ketetapan Hati
Dalam Bahasa Arab, hati disebut Al Qalbu yang artinya sesuatu yang mudah terbalik/bolak-balik. Terkadang begitu baik dan mudah menerima kebaikan, tapi di saat yang lain begitu mudah menolak nasihat dan kemurahan orang lain. Semuanya itu berada di ujung jari Ar Rahmaan. Rasulullah menuntun kita dengan doa agar hati kita tetap dalam rido-Nya,
“Allahumma Musharrifal Quluub sharrif quluubana ‘ala tha’atika, Yaa Muqallibal Quluub tsabbit quluubana ‘ala diinika “
Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati kami dalam mentaati-Mu. Wahai zat yang membolak-balikan hati tetapkanlah hati kami dalam agamaMu.