HARTA ITU TITIPAN PASTI AKAN KEMBALI

oleh | Dec 4, 2023 | Inspirasi

Sahabat, apa yang kita miliki saat ini sejatinya bukanlah
benar-benar milik kita. Rumah, tanah, uang, pasangan hidup, anak, keluarga
besar, ilmu, makanan, minuman, dan harta benda lainnya sejatinya bukanlah milik
kita. Ibarat penjaga parkir kendaraan, kita hanya dititipi saja. Karena hanya
dititipi, berarti semua yang disebutkan sebelumnya bukannya milik kita. Suatu
saat, sang pemilik yang sesungguhnya (Allah Swt.) akan meminta kembali dan
mengambilnya.

“Kepunyaan Allah-lah
apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha
Meliputi segala sesuatu.” (Q.S. An-Nisa: 126).

Karena Titipan, Maka
Harus Ikhlas dan Sabar

Karena kita statusnya hanya dititipi saja, maka kita harus
rela dan ikhlas apabila suatu saat nanti tanpa kita duga apa yang dititipi itu diambil
lagi oleh-Nya. Meskipun misalnya kita tak ingin semua itu pergi dari kehidupan
kita. Meskipun rasanya berat, menyedihkan, dan menyakitkan. Namun, tetap kita
harus yakin bahwa segala ketetapan Allah Swt. itu adalah baik bagi kita.

Baca Juga: Bolehkah Bersedekah dengan Seluruh Harta yang Dimiliki?

Allah Swt. berfirman, “Mungkin
kamu tidak menyukai sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan mungkin kamu menyukai
sesuatu, padahal ia tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak
mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 216).

Karena Titipan, Maka Tidak
Boleh Bersikap Sombong

Seperti petugas parkir kendaraan, apakah petugas parkir akan
menyombongkan diri kepada rekan-rekannya bahwa kendaraan yang berada di parkirannya
adalah kendaraan miliknya? Tampaknya tidak ada petugas parkir yang sombong
dengan kendaraan yang bukan miliknya.

Hanya petugas parkir yang tidak tahu diri yang menyombongkan
kendaraan bukan miliknya kepada orang lain. Hanya petugas parkir yang tidak
tahu malu yang sampai marah-marah ketika pemilik kendaraan mengambil
kendaraannya.

Sahabat, sejatinya kitalah petugas parkir itu. Di dunia ini,
semuanya adalah titipan Allah Swt. Tidak ada yang benar-benar menjadi milik
kita. Apa yang melekat pada kita di dunia ini suatu saat akan meninggalkan
kita, atau mungkin kita yang meninggalkannya. Semua fana, sementara, dan tak
kekal. Hanya amal salehlah yang akan kita bawa dan menjadi bekal hingga akhirat
nanti.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Bersedekah dengan Harta yang Haram?

Lalu, mengapa kita masih menyombongkan diri di dunia ini?
Padahal Allah Swt. sangat membenci orang yang sombong nan angkuh,

“Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. Luqman: 18).

Karena Titipan, Maka
Harus Amanah

Sahabat, karena apa yang seakan-akan milik kita ini adalah
titipan dari-Nya, maka kita harus amanah dengan menjaga sebaik mungkin titipan
dari-Nya. Jangan kecewakan Sang Pemilik dan membuat Dia murka karena kelalaian
kita yang membuat kepunyaan-Nya rusak dan tidak terawat.

Sebab semua ini adalah titipan, maka kita harus bertanggung
jawab dengan sebaik mungkin. Kita ikuti keinginan-Nya dan perintah-Nya agar Ia
senang dan bangga terhadap kita.

Baca Juga: Nisab Harta Tabungan

Jika Ia ingin mata yang ada pada kita digunakan untuk
melihat yang baik-baik dan halal, maka lakukanlah. Jika Ia ingin lidah dan
mulut yang ada pada kita digunakan untuk berbicara dan makan sesuatu yang sehat
serta halal, maka lakukanlah. Jika Ia ingin harta yang ada pada kita
disedekahkan dan dikeluarkan zakatnya, maka lakukanlah.

Lakukanlah sesuai keinginan dan petunjuk pemiliknya. Tugas
kita hanya mengerjakannya. Mengapa? Seperti yang sudah disinggung sebelumnya,
karena kita hanya dititipi saja. Kita tidak punya hak untuk menyalahgunakan
titipan-Nya.

Lalu, bagaimana caranya kita tahu apa yang harus kita
lakukan? Pelajarilah Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena dari sanalah kita akan
mendapatkan jawabannya.

Baca Juga: Zakat Membersihkan Harta

Harta Juga Titipan

Sahabat, salah satu hal yang dititipkan kepada kita adalah
harta. Tanpa izin-Nya, maka tidak mungkin kita berharta benda. Meskipun kita
telah bersusah payah kerja banting tulang pagi hingga malam, jika Allah Swt.
tidak mengizinkan, maka tidak mungkin kita akan berharta benda. Sejatinya Allah
Swt. yang menitipkan harta benda itu kepada kita untuk kita kelola dengan baik
sesuai dengan keinginan-Nya.

Salah satu hal yang diinginkan-Nya adalah ditunaikan
zakatnya. Karena sesungguhnya ada hak orang lain dalam harta yang dititipakan
Allah Swt. kepada kita. Allah Swt. berfirman, “Bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang lain (orang yang
meminta-minta dan orang yang tidak meminta-minta).” (Q.S. Adz-Dzaariyat: 19).

Sahabat, yakinilah bahwa harta yang melekat pada diri kita
tidaklah abadi. Harta itu pun tidak akan dibawa mati. Suatu saat harta itu pun
akan pergi meninggalkan diri. Jadi, agar harta itu bisa menjadi bekal kita di
akhirat, maka gunakanlah untuk bersedekah dan tunaikanlah zakatnya. Jadikan
harta yang dititipkan-Nya bisa bermanfaat bagi kita dan membawa kita kepada
surga-Nya.

Yuk tunaikan sedekah harta melalui Rumah Zakat dengan
mengikuti tautan ini. Sahabat pun juga bisa berzakat dengan mudah serta praktis
di tautan ini.

 

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
1
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0