BOGOR. (16/01). Harianto (45 th) adalah tukang ojek jemputan di wilayah Stasiun Bojong Gede Bogor. Karena status kependudukan beliau sebagai pendatang, paguyuban ojek sekitar hanya memberi izin operasional ojek dari siang hingga sore, sehingga penghasilan yang beliau dapat dari aktivitas mengojek cukup minim.
Untuk menambah penghasilan keluarga, beliau membuka usaha nasi uduk. Namun sejak 6 bulan terakhir s/d bulan Oktober 2014, usaha Harianto mulai menurun. Ditambah anak pertamanya sempat sakit hingga meninggal dunia dan tidak diketahui penyakitnya.
Anto, sapaan akrabnya, kini mulai bisa bernafas lega karena mendapatkan bantuan wirausaha buah sinergi JNE dan RZ. Dengan bantuan modal dan sarana usaha ini Pak Anto memulai kembali usaha nasi uduk meningkatkan pendapatannya. Bahkan kini Anto menambah jenis dagangannya dengan menjual es dan kopi.
Usaha warung Anto diberi nama Warung Nasi Uduk Bu Susan sesuai dengan nama Istri Pak Anto. Dari usaha nasi uduk tersebut Pak Anto mendapatkan penghasilan Rp. 2.600.000 di akhir Desember 2014. Penghasilan ini meningkat cukup tajam dari bulan November yaitu sebesar Rp 600.000.***
Newsroom/Susilowati
Bogor
BOGOR. (16/1). Harianto (45), is a motorcycle taxis driver in Bojong Gede Station. Since he is registered as a new comer he is only allowed to operate from 12 p.m. to 6 p.m. thus his income could not fulfill his family’s daily needs.
To increase his income, he decided to sell uduk rice in the morning. Uduk rice is a traditional food of Betawi. In October, 2014 his business was decreased due to a shortage of capital. Moreover, one of his children was sick and finally passed away.
However, lately his business is improving significantly in regard to the acceptance of business capital and facility assistance given by JNE and RZ.
Last month, his business named Bu Susan Uduk Rice earned up to 2.6 million rupiah as net income. This income is increasing significantly from November which was only 600 thousands rupiah. ***
Newsroom/Susilowati
Bogor