[:ID]Ulama asal Malabar, India, yang bernama Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz bin Zainuddin al-Malibari menyusun sebuah kitab dalam menuju jalan yang lurus tersebut, yaitu Irsyadul Ibad Ila Sabili al-Rasyad (Petunjuk Bagi Seorang Hamba Menuju Jalan yang Lurus).
Salah satu bahasannya tentang harapan. Mengutip ayat Alquran surah Alzumar ayat 53, Syekh Zainuddin mengajak orang Mukmin untuk menggantungkan segala sesuatunya hanya kepada Allah.
”Katakanlah (Hai Muhammad), ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni segala dosa. Dan, sesungguhnya Dia-lah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”’
Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa ada seorang wanita Bani Israil yang telah datang kepada Nabi Musa AS dan berkata, ”Ya Nabiyallah, aku telah berbuat dosa besar dan kini aku akan bertaubat kepada Allah. Doakan aku semoga Allah mengampuniku dan menerima taubatku.”
Lalu, Nabi Musa bertanya, ”Dosa apakah yang kamu lakukan?” Wanita itu menjawab, ”Ya Nabiyallah, aku telah berzina hingga melahirkan anak dan telah aku bunuh anakku itu.” Mendengar cerita wanita tersebut, Nabi Musa terus menghardiknya. ”Pergilah engkau dari sini, wahai pelacur. Jangan kau bakar kami dengan apimu. Jangan sampai ada api turun dari langit dan membakar kami karena perbuatan sialmu.”
Kemudian, pergilah wanita itu meninggalkan Nabi Musa AS dengan hati yang hancur dan patah harapan. Beberapa saat kemudian, turunlah Malaikat Jibril dan berkata, ”Wahai Musa, Allah berkata kepadamu, mengapa engkau menolak orang yang datang untuk bertaubat? Hai Musa, apakah tidak ada orang yang lebih jahat daripadanya?” Nabi Musa malahan bertanya kepada Jibril, ”Siapakah orang yang lebih jahat daripadanya?” Lalu, Malaikat Jibril menjawab, ”Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja.”
Keterangan di atas mengharapkan agar setiap pribadi Muslim senantiasa bersikap optimis dan menggantungkan harapan besar pada Allah SWT.
Sumber : republika.co.id[:]